Ahad 28 May 2017 16:52 WIB

Megengan, Awali Puasa dengan 'Menahan' Hawa Nafsu di Masjid Demak

Red: Dwi Murdaningsih
Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia yang terletak di Kampung Kauman, Demak.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia yang terletak di Kampung Kauman, Demak.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Masjid Agung Demak Jawa Tengah ramai pengunjung saat bulan Rejeb (Rajab) dan Ruwah kemarin. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Rudi Santoso menyebut adanya tradisi yang sudah turun temurun di Masjid Demak yakni "Megengan". Dilakukan sehari menjelang puasa. Tradisi Megengan sendiri menurut Rudi adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan puasa.

Megengan sendiri diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Ini merupakan peringatan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan puasa.  Bulan dimana semua umat Islam diwajibkan berpuasa. Yaitu menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut.

“Untuk Megengan kemarin ditampilkan tari zippin, serta atraksi budaya lainnya di depan Masjid Agung. Kemudian dilanjutkan dengan melihat stan-stan makanan khas Demak seperti sate keong dan masih banyak lagi,” kata dia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap, Pemkab Demak menjaga betul kebersihan dan sampah di kompleks destinasi wisata religi itu. Sebab, para peziarah itu datang sudah malam sampai pagi.