REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Bali Beyond Travel Fair (BBTF) 2017 yang sempat dikunjungi Menteri Par iwisata Arief Yahya di Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali pada tanggal 7-11 Juni lalu menorehkan sukses ganda. Pertama, pelaksanaan, dengan menghadirkan lebih banyak pembeli dan kedua, berhasil meraih omset Rp 5,6 triliun.
Ketua Penyelenggara BBTF 2017, I Ketut Ardana mengatakan, travel fair itu menghadirkan 230 buyers dari 55 negara serta 179 sellers dari berbagai daerah di Indonesia. “Kami bersyukur. Kami sedang memperkuat posisi BBTF di Indonesia. Setelah ditutup, mencatatkan total transaksi business to business (BtoB) Rp 5,6 triliun,” ujar Ardana.
Lebih lanjut Ardana mengatakan, perhelatan ini digelar untuk mengubah strategi promosi untuk pendekatan yang lebih trendi dan terhangat. Di BBTF kali ini, ada enam tujuan wisata yang ditawarkan untuk sejumlah pembeli dari Benua Amerika, Eropa dan Timur Tengah adalah Mandalika Lombok, Komodo, Bromo, The Charms of Bali Tour, Balinese Royal Heritage Tour, dan John Hardy Tour.
BBTF 2017 juga memberikan informasi menyeluruh mengenai 10 destinasi "Bali Baru" di stand khusus dengan desain menarik. BBTF tahun ini sudah menghadirkan 188 eksibitor dari 19 provinsi. Pihaknya masih yakin dapat membuat BBTF berikutnya menjadi market place.
"Selama BBTF 2017, Bali masih berada di urutan puncak tujuan pariwisata yang diincar oleh para buyers. Namun, para buyers juga menunjukan ketertarikan yang luar biasa kepada tujuan-tujuan pariwisata di luar Bali, seperti Toraja yang dibanjiri pembeli diluar pertemuan yang sudah dijadwalkan di hari kedua," kata Ardana.
Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta BBTF untuk dijadikan sebuah pasar dengan mengundang lebih banyak internasional buyers dan sellers kelas Internasional. “BBTF harus menjadi market place, tempat pertemuan buyers dan sellers dalam jumlah yang besar, jangan dibatasi jumlahnya, semakin besar semakin baik,” kata dia.
BBTF merupakan kesempatan emas bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk mempromosikan dan menjual tujuan pariwisata yang ada di daerahnya. Ia berharap BBTF bisa dijadikan semacam "mal", yang ramai dikunjungi orang. Sehingga semakin ramai, kesempatan bertransaksi semakin besar.
Mantan Dirut PT Telkom itu juga menjelaskan, BBTF ini dilaksanakan di Bali, nama Bali sendiri sudah terkenal diseluruh penjuru dunia, dan juga tujuan pariwisata terkenal di dunia, dari segi biaya juga lebih sedikit dibandingkan dengan mengikuti kegiatan serupa di luar negeri, sehingga BBTF ini harus dimanfaatkan setiap daerah di Indonesia untuk mempromosikan daerahnya ke mancanegara.
“Kita harus membuat BBTF menjadi sebuah arena bisnis dengan mengundang penjual dari luar negeri, tahun depan akan ada lagi sellers luar negeri yang ikut, sehingga menjadi international travel fair. Targetnya akan menjadi travel fair terbesar di Asia. Benchmark-nya seperti ITB Berlin atau WTM London, yang seluruh pelaku bisnis Pariwisata datang ke sana," ujarnya.