REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan siap mendukung maskapai penerbangan untuk melakukan promosi wisata Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjawab keraguan maskapai yang hendak membuka rute penerbangan internasional baru di suatu daerah.
"Misalnya, kita mau mengembangkan Belitung dan akan dibuka penerbangan internasional dari Belitung. Tapi maskapai bingung siapa yang akan naik? Kemenpar lalu akan membantu mempromosikan Belitung misalnya di Singapura," ujar Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar, Rizki Handayani, saat ditemui Republika.co.id dalam acara International Tourism Table Top (ITTT), di Phnom Penh, Senin (10/7).
Menurutnya, Kemenpar akan mendorong Belitung untuk membuat paket wisata menarik, yang berbeda dengan destinasi-destinasi wisata lainnya di Asean seperti Phuket di Thailand atau Langkawi di Malaysia. Paket wisata saat ini lebih diminati mayoritas pelancong di negara seperti Singapura dan Malaysia.
"Jadi nanti airline terbang dan kita promosi. Kami ambil alih anggaran mereka untuk promosi. Saya harap kepala daerah juga bisa mendukung," ungkap Rizki.
Sementara itu, pembukaan rute penerbangan internasional baru di destinasi-destinasi wisata lama Indonesia justru menghadapi kendala. Ia menjelaskan, kapasitas bandara di sejumlah kota seperti Yogyakarta, Bandung, dan Bali, sudah terlalu penuh untuk penerbangan-penerbangan baru.
Menghadapi penuhnya kapasitas penerbangan di Yogyakarta, misalnya, Kemenpar memiliki cara unik untuk mengatasinya. Kemenpar akan mendorong penerbangan internasional ke Solo yang saat ini relatif masih banyak yang tersedia. "Kita mulai mengangkat Solo, untuk menutupi kekurangan penerbangan ke Yogyakarta. Akhirnya kita punya destinasi baru yang bisa diangkat, yaitu Solo," jelasnya.