REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua ikon makanan Indonesia, rendang dan nasi goreng, ditetapkan sebagai makanan terlezat sejagat raya. Rendang dan nasi goreng berada di nomor satu dan nomor dua makanan terenak sedunia versi CNN.
Pengakuan itu membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya seperti mendapat "angin surga" untuk memperkuat branding kuliner nusantara itu. "Karena rendang, nasi goreng adalah dua dari lima kuliner yang tengah dipromosikan Kemenpar sebagai ikon kuliner Indonesia, selain soto, sate dan gado-gado," kata Menpar Arief Yahya dalam keterangannya, Sabtu (15/7).
Pengakuan oleh CNN travel itu cukup membanggakan. Pasalnya, pada 2011, masakan asal Sumatra Barat itu juga pernah menempatkan diri di peringkat pertama sebagai makanan terenak di dunia. "Ini sudah mengangkat brand kuliner Indonesia, dan tentu pariwisata Indonesia," kata Menteri Arief.
Kali ini, tahun 2017 rendang kembali menjadi juara. Ditambah nasi goreng, makanan yang menjadi favourit banyak pembaca situs berita dunia CNN itu.
"Reputasi rendang ini akan menaikkan citra kuliner dan pariwisata kita. Karena kuliner ketika sudah siap dipromosikan, dikapitalisasi, maka dia sudah masuk pariwisata. Selama masih proses inkubasi, itu masih di bawah Bekraf," ungkap dia.
Kuliner, lanjut Arief yang Mantan Dirut PT Telkom itu, sudah menjadi bagian yang penting dalam pariwisata. "Semakin banyak makanan kita yang dikenal, maka semakin banyak yang ingin ke negara kita. Ini adalah kultur diplomasi bangsa kita,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sekadar informasi, CNN telah merilis daftar 50 makanan terenak sedunia lewat 35 ribu voting di media sosial Facebook. Hasilnya, rendang khas Sumatra Barat kembali menduduki peringkat pertama. Menariknya, CNN melansir bukan hanya rendang, nasi goreng juga menempati peringkat kedua.
Sementara itu, makanan Nusantara lainnya yang masuk daftar adalah sate, yang menduduki peringkat ke-14. Sate juga masuk prioritas ikon kuliner Nusantara.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Kemenpar Wawan Gunawan juga menyambut sumringah raihan tersebut. Di bidangnya, Kuliner selalu menjadi senjata andalan untuk meraih hati wisatawan mancanegara.
Kata Esthy, Rendang merupakan salah satu makanan makanan otentik yang dimiliki Indonesia. "Indonesia memiliki 5350 lebih resep asli tradisional yang telah menjadi warisan bangsa Indonesia. Bukan hanya nikmatnya, namun juga setiap makanan mengandung sejarah yang kaya. Kuliner kita penuh warna dan cita rasa bumbu yang kuat, kami bangga punya Rendang dan Nasi Goreng,” ujar Esthy yang juga diamini Kepala Sub Bidang Promosi Wisata Spa dan Kuliner Kemenpar Suheriah.
Menpar Arief Yahya juga mengatakan, Kemenpar melakukan upaya untuk memajukan wisata kuliner dilakukan dengan unsur penthahelix yaitu kerjasama dari semua pihak termasuk pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, juga media.
Kata Menpar, Indonesia punya potensi besar menjadi wisata kuliner terkaya di dunia dengan 17 persen flora dan fauna ada di Indonesia. Langkah pertama yang dilakukan Kemenpar, mendukung makanan yang telah diputuskan sebagai makanan nasional.
Kemudian Kemenpar melakukan "branding" restoran Indonesia. Akan ditetapkan 10 restoran di luar negeri untuk mendukung promosi Indonesia. Dipilih wilayahnya sesuai dengan target pariwisata. Seperti di Prancis dan restoran Indonesia di sana dipakai sebagai sarana promosi kuliner Indonesia.
”Kami juga punya strategi mengembangkan destinasi kuliner di Indonesia. Ada Bali, Joglosemar, dan Bandung. Kota-kota tersebut dipilih selain karena kulinernya yang kaya juga karena komitmen pemerintahnya akan wisata kuliner,” ujar pria asli Banyuwangi ini.
Kemenangan rendang dan nasi goreng memperpanjang rentetan prestasi dunia yang diraih Indonesia. Seperti diketahui, baru saja dua hari yang lalu, Kemenpar menggelar jumpa pers pasca-Nihi Sumba Island (Nihiwatu) yang terletak di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, kembali mendapat penghargaan sebagai Hotel Terbaik di dunia versi majalah Travel+Leisure.
Tahun lalu, resor ini juga mendapat penghargaan yang sama dalam ajang World's Best Awards yang diselenggarakan rutin setiap tahun oleh majalah Travel+ Leisure, lewat voting terhadap pembacanya. Dan masih banyak lagi penghargaan yang telah diraih Kemenpar selama di bawah kepemimpinan Arief Yahya.