Rabu 09 Aug 2017 14:14 WIB

100 Pengusaha Ramaikan Pesta Kuliner Halal di Aceh

Seorang pekerja membakar Leumang Aceh di Desa Tumpok Teungoh, Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Ahad (29/6).
Foto: Antara
Seorang pekerja membakar Leumang Aceh di Desa Tumpok Teungoh, Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Ahad (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Bagi para pecinta kuliner, bersiap-siaplah, karena Aceh akan menggelar pesta kuliner halal pada 18 hingga 20 Agustus. Acara bertajuk Aceh International Halal Food Festival ini akan dilaksanakan di Taman Bustanussalatin (Taman Sari) Banda Aceh.

Ada 100 pengusaha kuliner dari dalam dan luar negeri yang akan berpartisipasi sebagai peserta. Pesta kuliner halal pertama di Aceh ini turut mengundang beberapa negara tetangga sebagai peserta, seperti Thailand dan Malaysia. Tak hanya itu, pengunjung juga akan dimanjakan dengan berbagai stan kuliner tradisional khas Aceh.

Sebanyak 23 kabupaten/kota di Aceh akan membuka stan di festival itu dengan menawarkan makanan khas masing-masing daerah. "Bagi pengunjung yang ingin menikmati berbagai rasa khas jajanan nusantara dan dunia bisa mengunjungi zona food truck festival di lokasi acara," ujar Kepala Disbudpar Aceh, Reza Fahlevi, dalam keterangan tertulis Republika.co.id, Rabu (9/8).

Festival itu akan menyuguhkan beragam macam acara di dalamnya seperti khanduri leumang, kompetisi memasak halal, dan acara ngopi bersama untuk memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-72. Untuk menyemarakkan suasana, akan ada pertunjukan musik dan seni di acara ini yang menghadirkan Sanggar Geunaseh, Seuramoe Reggae, HSP Accoustic, dan musisi muda berbakat Indonesia, Teddy Adhitya.

Reza berharap agenda kuliner bisa lebih naik tingkat dan istimewa dengan adanya partisipasi dari negara tetangga. "Kami juga ingin dalam penyelenggaraan event betul-betul ditunggu oleh masyarakat serta melibatkan banyak orang dan komunitas,” ujarnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, kuliner adalah produk budaya yang kuat. Kuliner Aceh cukup mempunyai tempat di benak publik. “Memang ikon utama kuliner Indonesia itu soto, lalu sate, nasi goreng, rendang dan gado-gado. Itulah yang dipromosikan di mancanegara tapi Aceh juga memiliki kuliner dengan cita rasa tersendiri,” kata Arief.

Protofolio produk pariwisata Wonderful Indonesia ada tiga, alam 35 persen, budaya 60 persen, dan buatan manusia 5 persen. "Kuliner ada di kolom budaya yang 60 persen itu. Kuliner itu sekitar 45 persen dari 60 persen portofolio budaya, jadi angkanya cukup besar,” ujarnya.

sumber : Kemenpar
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement