Rabu 09 Aug 2017 16:20 WIB

Kemenpar Gandeng Garuda Food Tebarkan Wonderful Indonesia

Pemandangan alam Belitung
Foto: Republika/Darmawan
Pemandangan alam Belitung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri yang berbondong-bondong Co Branding bersama Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia, semakin deras. Brand-brand besar pun bakal bergabung dalam 'Wonderful Indonesia Co-Branding Forum' yang akan di luncurkan Menpar Arief Yahya di Jakarta, Kamis (10/8).

Kali ini, yang memastikan bergabung bersama 19 korporasi lain adalah Garuda Food. Perusahaan makanan yang tempat produksinya di Pati, Jawa Tengah itu termasuk yang sudah lama menggunakan cara modern dalam membangun brand.

"Kami gembira kembali bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata untuk Mempromosikan produk, yang asli Indonesia, sekaligus mempopulerkan pariwisata dengan branding Wonderful Indonesia/Pesona Indonesia yang semakin mendunia itu,” kata Hardianto Atmadja, CEO Garuda Food.

MOU rencananya akan dilaksanakan secara bersama-sama pada Hari Kamis, 10 Agustus 2017 di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Lt 1,Jalan Merdeka Barat No 17 Jakarta Pusat. Hardianto menyampaikan tahun lalu pihaknya juga telah melakukan kolaborasi bersama Kemenpar.

Sejauh ini 20 brand sudah siap melakukan MoU. Semuanya terbagi dalam dua kategori mitra food dan non food. Brand-brand tersebut antara lain JJ Royal,Martha Tilaar, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik dan Gaia, Sunpride, Sarinah, Rumah Zakat, Sido Muncul, Sekar Group, Krisna Oleh-oleh, Secret Garden , Achilles, Sababay Wine, Bon Gout, Batik Trusmi, Dapur Solo,  Malang Strudle dan Garuda Food.

"Tahun lalu promosi produk Garuda Food dengan brandingWonderful Indonesia untuk pasar mancanegara dan Pesona Indonesia untuk pasar Nusantara. Kemasan baru dan branding ini juga akan tampil dalam iklan-iklan produknya. Baik di TVC atau video klip," ujarnya.

Untuk tahun ini, Wonderful Indonesia bersama pihaknya akan bareng bareng menggarap pasar India. "Kita telah berekspansi ke India tahun 2012 yang lalu, produk andalan kami kacang atom dan wafer stik. Dan Brand Chocolate (wafer stick) dibawa ke India dengan merek Gone Mad booming, merajai pasar, sangat disukai masyarakat," ungkapnya.

Di India,  perusahaan Garuda Polyflex Food yang bertugas memasarkan produk Chocolatos dengan merek ‘Gone Mad’. Ini merupakan joint venture GarudaFood dengan Polyflex PvtDalam prosesnya, perusahaan menerapkan continues improvement, brand reputation, distribution network serta cultural fit untuk dapat sukses sebagai ‘Global Chaser’ – merek Indonesia yang perkasa di pentas dunia. Saat ini, GarudaFood Group juga menyasar pasar di beberapa negara seperti Cina, Vietnam, Singapura, Australia, dan sejumlah negara di Eropa, Amerika dan ASEAN.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan dipilihnya India memang bukan tanpa alasan. "India dipilih karena merupakan pasar yang potensial. Selama tahun 2016 saja sudah hampir 300 ribu inbound dari India. Artinya hampir tiap hari 900 orang yang terbang ke tanah air. Padahal saat itu tidak ada direct flight dari India langsung ke Indonesia." kata Esthy.

Belum lagi kedekatan dengan Indonesia. Kisah Ramayana, Mahabharata, nama-nama pewayangan, itu berasal dari negara yang terkenal dengan film Bolywood itu. Penyebaran Islam ke Aceh juga dari pedagang Gujarat, India ratusan tahun silam. "Ada kedekatan budaya yang bisa menjadi koneksi dan magnit pariwisata," kata Esthy.

Tahun 2016, jumlah wisatawan India yang datang ke Indonesia ada 376.802 orang. Jumlah itu naik 28 persen dibandingkan dengan 2015. India memang salah satu pasar potensial yang perlu digarap karena per tahun ada 22 juta orang India pergi ke luar negeri. Sementara Indonesia baru dapat sekitar 1,5 persen dari 22 juta orang itu,

Hariyanto menyebutkan bahwa secara persyaratan, Garuda Food ini sudah memenuhi kriteria lengkap untuk diajak

berkolabirasi."Mulai persyaratan produknya, kemudian harus poduk Indonesia dan distribusinya berskala

Internasional, semuanya sudah terpenuhi,"ujarnya.

sumber : Kemenpar
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement