REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata untuk pertama kalinya menggelar ajang penghargaan Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA). Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman mengatakan ajang ini merupakan wujud komitmen kementerian pariwisata untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan.
"ISTA adalah ajang pemberian penghargaan kepada destinasi-destinasi di Indonesia yang sudah berproses dan menunjukkan adanya hasil dari penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan," ujar Dadang Rizki.
ISTA merupakan ajang penghargaan bagi destinasi serta entitas pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata yang telah berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) dalam pengelolaan pariwisata di daerahnya. ISTA 2017 pun mengusung tema People and Nature Based Tourism.
Entitas tersebut adalah para pemangku kepentingan dalam suatu destinasi pariwisata yang berkolaborasi dan memenuhi kriteria pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan. Hal ini khususnya bagi pengelola desa wisata, pengelola kawasan, Organisasi Tata Kelola Destinasi (Destination Management Organization/DMO), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Badan Otorita Pariwisata (BOP), yayasan dan Perseroan Terbatas (PT).
"Pemberian penghargaan ini sejalan dengan rencana strategis pembangunan pariwisata nasional, regional, dan global yang menjadikan pariwisata berkelanjutan sebagai dasar dan arahan pengembangan," ujar Dadang.
ISTA 2017 nantinya akan memberi penghargaan dalam empat kategori. Yakni kategori Pengelola Destinasi Pariwisata, Pemanfaatan Ekonomi untuk Masyarakat Lokal, Pelestarian Budaya bagi Masyarakat dan Pengunjung dan kategori Pelestarian Lingkungan. Selain itu juga akan dipilih satu destinasi sebagai juara umum, yaitu destinasi yang memperoleh nilai tertinggi di seluruh kategori.
Asdep Pengembangan Infrastruktur, Frans Teguh mengatakan, kriteria penilaian dalam ajang penghargaan ini menggunakan standar dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan untuk Indonesia, sebagai komitmen dan keseriusan pelaksanaan Sustainable Tourism Destination (STD) di Indonesia.
Wisatawan menikmati keindahan di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung. (Republika)
Standar Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang digunakan sudah direkognisi oleh UNWTO dan diadopsi dari standar GSTC yang terdiri dari empat standar. Yakni pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung. "Serta pelestarian lingkungan," ujar Frans.
Penilaian
ISTA terdiri dari tiga tahapan. Yaitu tahapan seleksi administrasi, desk evaluation dan visitasi lapangan. Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat antuasias dengan penyelenggaraan ISTA 2017.
Penyelenggaraan ISTA yang diinisiasi Kemenpar, ujar Arief Yahya, dimaksudkan untuk memberikan rekognisi kepada pihak-pihak yang telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, mendorong lahirnya berbagai inovasi atas produk produk pariwisata berkelanjutan dan partisipasi serta kerjasama sektor publik maupun swasta dalam pembangunan pariwisata di tingkat destinasi.
"Tidak ketinggalan, menstimulasi agar semakin banyak destinasi yang menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan sekaligus menjadi ajang promosi maupun branding di tingkat nasional maupun internasional dalam rangka mengakselerasi kunjungan wisata ke Indonesia," ujar Arief.
Menurutnya ajang penghargaan ini guna memastikan dan mengukur penerapan indikator pariwisata berkelanjutan yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata melalui Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 tahun 2016 dengan GSTC recognition tahun 2016.
"Pariwisata memiliki keunggulan dalam menjaga lingkungan dengan menerapkan environment sustainability atau tourism sustainability dengan prinsip yakni ‘Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan’,” kata Menpar Arief Yahya.
Arief Yahya berulang kali mengatakan, dengan nature and culture resources yang tinggi, menjadikan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk bersaing di level dunia. Bukan di bidang teknologi, atau manufacturing.
“Saya tidak mampu membayangkan bangsa ini mampu memenangkan persaingan di manufacturing. Tapi kita bisa menang di pariwisata, atau paling tidak bisa membayangkannya untuk menang. Kalau kamu bisa membayangkan, maka kamu bisa mencapainya,” ujar Menpar.
Karena itu ia berharap pendekatan pengelolaan pariwisata berkelanjutan dapat berjalan dengan baik di Indonesia. Dan Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) menjadi salah satu tonggak penguat keberlangsungan pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
“Para pemenang di Indonesia Sustainable Award (ISTA) ini akan diajukan ke penghargaan serupa di tingkat ASEAN, yaitu ASEAN Sustainable Tourism Award (ASTA),” kata Arief Yahya.
Pengumuman pemenang ISTA 2017 akan dilakukan pada 29 September 2017 dalam ajang Apresiasi Destinasi Pariwisata 2017 (ADPI) yang digelar dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia. Selain ISTA, di ajang ADPI 2017 juga akan diserahkan penghargaan untuk lima ajang penghargaan lain.
sumber : kemenpar