REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Ide kreatif Perhutani Malang patut diacungi jempol. Berawal dari kawasan hutan yang dikelolanya, berkat tangan-tangan kreatif akhirnya menjadi kawasan wisata yang punya nilai ekonomi. Tidak saja untuk Perhutani, juga untuk masyarakat sekitar kawasan hutan yang telah disulap jadi destinasi wisata.
Salah satu wilayah yang disulap menjadi wisata idola remaja dan keluarga adalah Taman Langit dan Omah Kayu. Dua lokasi itu sama-sama berada di petak 4a, RPH (Resort Pemangku Hutan), BKBH Pujon, KPH Malang. Atau lebih terkenalnya lagi di Gunung Banyak, Kota Batu.
Dua lokasi wisata yang berdampingan dengan lokasi take off Paralayang Gunung Banyak itu, kini makin bersolek. Pengunjung hanya dipungut tiket masuk Rp 5 ribu, masing-masing untuk Taman Langit, dan Omah kayu.
Untuk objek di Taman Langit, pengunjung bisa selfie sepuas-puasnya dengan berbagai latar objek yang berbeda. Tercatat ada delapan objek sebagai latar selfie. Mulai masuk sampai dengan puncak lokasi.
Objek selfie pertama, pengunjung langsung disambut dengan gerbang dua objek seolah sosok menggambar dua malaikat menyambut para pengunjung. Menariknya dua sosok itu dibuat begitu artistik dan penuh sentuhan kreatif untuk membuatnya.
"Kami memang menyerahkan semua objek selfie itu pada ahlinya. Sehingga tidak sekedar objek selfie. Tapi memang ada sentuhan seni. Sehingga enak dilihat,’’ kata Kahumas Perhutani Malang, Gatot Sulis Wardoyo.
Dua objek itu dengan kreatifnya ditempatkan di dua sisi pintu masuk, seolah menyambut pengunjung. Sayapnya berupa cabang-cabang pohon dibentuk seperti sayap. Diantara keduanya tertulis ‘Taman Langit’.
Begitu melewati pintu gerbang, pengunjung langsung disambut lokasi selfie pertama. Yakni, seekor angsa raksasa dengan ketinggian sekitar 5 meter berwarna putih. Pengunjung bisa sepuasnya mengabadikan diri dengan latar angsa putih itu.
Lalu sekitar 5 meter menapak agak menanjak, pengunjung langsung disambut dengan tempat tidur ala Taman Langit. Keunikannya, tempat tidur ini bisa digunakan untuk selfie sambil tiduran. Meski alasnya merupakan rumput. Namun, kesan artistik dengan latar pepohonan pinus, tempat selfie ini cukup menarik.
Bila pengunjung terus mengikuti jalan agak menanjak itu, maka akan ditemukan lagi tempat selfie lainnya. Seperti sepeda kahyangan, Bidadari terbang dengan latar perbukitan di kawasan batu.
Begitu sampai di puncak Taman langit, terlihat bangunan kokoh yang sebenarnya merupakan pos pantau. Namun demikian pos pantau ini berubah menjadi tempat menginap dan disewakan. Rumah pantau ini berlantai dua.
Lantai satu mampu menampung sekitar 10-15 orang. Demikian pula lantai dua yang dihubungkan dengan tangga melingkar mampu menampung 10-15 orang. Bahkan bisa lebih. Untuk toilet sudah disediakan dua tempat di dalam berada di lantai satu.
Menariknya di halaman rumah pantau ini, berdiri objek Singa Terbang terbuat dari besi dan perunggu. Berwarna keemas-emasan. Kenapa disebut singa terbang? karena pada objek singa itu bersayap di bagiang punggung atasnya. Para pengunjung bisa selfie dengan latar singa terbang.
Bila rumah pantau ini sudah terlanjur sudah disewa, Perhutani masih menyediakan dua tempat lagi di kawasan Taman Langit. Yakni, berada sedikit agak bawah. Rumah pohon itu masih tersedia dua unit. Lengkap dengan toilet bagi penyewa yang menginap.
Bila bosan mengunjungi Taman langit, pengunjung bisa ke luar lalu membeli tiket lagi untuk masuk ke lokasi Omah Kayu. Tak jauh berbeda dengan rumah pohon di Taman Langit yang tonggak bangunan masih tertancap di tanah. Namun untuk rumah pohon di lokasi Omah Kayu ini lima unit rumah pohon itu menempel pada pohon pinus.
Pengunjung bisa menyewa untuk menginap. "Jadi bisa merasakan bagaimana rasanya tidur di hutan. Meski berada di dalam rumah. Tapi punya sensasi tersendiri,’’ ujar Gatot.
Lima unit rumah pohon yang terletak di lokasi Rumah Pohon ini menyebar mulai dari atas sampai ke bawah. Antara rumah pohon satu dengan lainnya, harus melewati jalan setapak menurun, dengan sebagian sisinya merupakan jalan setapak berliku menurun.
Semua unit rumah pohon, yang berada di Taman Langit, maupun di lokasi rumah pohon, sudah dilengkapi sarana mandi dengan air hangat. ‘’Jadi jangan khawatir kedinginan untuk mandi pagi atau sore. Ada fasilitas air hangat,’’ kata dia.
Menpar Arief Yahya melihat kreativitas dengan rumah pohon itu sangat bagus. Bisa dicontoh daerah lain yang punya potensi yang sama. "Silakan berkreasi, untuk membuat atraksi dan amenitas yang menarik," ungkap Arief Yahya.