Rabu 15 Nov 2017 20:58 WIB

Kemilau Sulawesi 2017 Menggoda Wisatawan di Surabaya

Seorang warga melintas di sungai Kampung Wisata Rammang-Rammang, Maros, Sulawesi Selatan, Ahad (22/10).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Seorang warga melintas di sungai Kampung Wisata Rammang-Rammang, Maros, Sulawesi Selatan, Ahad (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar pameran Kemilau Sulawesi di Atrium Royal Plaza Surabaya, Jawa Timur, 11-12 Nopember 2017. Event ini diikuti oleh seluruh provinsi di Pulau Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo dan 23 kabupaten atau kota.

 

Kemilau Sulawesi 2017 menampilkan berbagai hiburan, seperti tarian dan musik, stand pameran produk cinderamata, paket destinasi wisata, atraksi budaya, situs sejarah dan juga kuliner Sulawesi. Selain itu, Kemilau Sulawesi 2017 juga akan dimeriahkan Pemilihan Putri Kemilau Sulawesi 2017.

 

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuty mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan Kemilau Sulawesi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) antarkabupaten atau kota, antarprovinsi dan antarpulau. Juga meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata di dalam negeri. 

 

Hingga Agustus 2017, pergerakan wisata nusantara tembus 200 juta pergerakan dari proyeksi 180 juta pergerakan. Karena sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya citra positif Indonesia sebagai tujuan daerah wisata di kalangan masyarakat Indonesia. 

 

"Diharapkan juga adanya peningkatan kunjungan wisman ke Sulawesi, serta terdistribusinya pergerakan wisatawan nusantara ke seluruh wilayah di tanah air,” ujar Esthy didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar Wawan Gunawan. 

 

Esthy mengungkapkan, wisnus merupakan kekuatan pariwisata nasional karena setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Bila tahun ini wisnus yang mengadakan perjalanan sebanyak 265 juta dengan pengeluaran sekitar Rp 241,08 triliun. Dalam lima tahun ke depan diperkirakan akan menjadi 275 juta perjalanan dengan pengeluaran dua kali lipat lebih besar dibandingkan perolehan devisa dari wisatawan mancanegara/wisman.

 

Wawan Gunawan menambahkan, berdasarkan data Kementerian Pariwisata, capaian pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air selama tiga tahun ini menunjukkan grafik menanjak 25,68 persen, selama Januari-Agustus 2017. 

 

Dibandingkan dengan pertumbuhan regional ASEAN yang sebesar tujuh persen, maka Indonesia naik 3,5 kali lipat dari rata-rata negara Asia Tenggara. Begitu juga bila dibandingkan dengan pertumbuhan wisatawan dunia, yang bertumbuh 6,4 persen Indonesia naik empat kali lipat dari rata-rata dunia.

 

“Sejak 2014, angka kenaikan itu cukup mengagumkan. Pada 2014 jumlah wisman sebesar 9,3 juta, lalu pada 2015 naik menjadi 10,4 juta, kemudian menembus angka 12 juta pada 2016, dan pada 2017 sampai dengan bulan Agustus sudah tercatat 9,2 juta orang," ungkap Wawan. 

 

Jumlah wisnus juga naik tajam. Pada Agustus 2017, angkanya sudah menembus 200 juta pergerakan, dari proyeksi 180,5 juta wisatawan. Pada 2016, dari proyeksi 260 juta terlampaui hingga 264 juta, sedangkan pada 2015 juga melebihi target, dari 255 juta tercapai 256 juta. 

 

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tenggara, Syahruddin Nurdin, selaku tuan rumah Kemilau Sulawesi 2017 menjelaskan, pemilihan tempat pameran di Surabaya, Jawa Timur lebih disebabkan pihaknya membidik wisawatan nusantara yang berasal dari Jawa Timur. 

 

Karena penduduk Jatim adalah penduduk provinsi terbanyak kedua setelah Jawa Barat, sekaligus memiliki potensi perekonomian yang bagus.

 

“Selain itu, infrastruktur transportasi dari Surabaya ke seluruh bandara di Sulawesi sudah ada. Penerbangan hanya sekitar satu jam,” kata Syahruddin. 

 

Lanjut Syahruddin, event ini harus dimanfaatkan setiap provinsi di Sulawesi untuk lebih mempromosikan potensi pariwisata baik itu wisata alamnya maupun kekayaan budaya yang ada di wilayahnya kepada masyarakat Indonesia atau bahkan masyarakat asing khususnya masyarakat Jawa Timur.

 

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pariwisata memberikan multiplying effect yang besar hingga 170 persen. Oleh karena itu, setiap daerah harus mempersiapkan portofolio, menentukan alokasi sumber daya, hingga mengatur bujet demi menempatkan pariwisata sebagai arah pembangunan daerah dan mewujudkan destinasi kelas dunia.

 

"Banyaknya acara pariwisata juga menyebabkan pendapatan per kapita daerah akan semakin bagus," kata Menpar Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement