Sabtu 25 Nov 2017 11:40 WIB

Jokowi Minta Runaway Bandara Silangit Diperpanjang

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kiri), Menko bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan (ketiga kanan), Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimudjno (kedua kanan), dan Seskab Pramono Anung (kanan) saat meninjau fasilitas Terminal Bandara Internasional Silangit di Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Jumat (24/11).
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kiri), Menko bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan (ketiga kanan), Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimudjno (kedua kanan), dan Seskab Pramono Anung (kanan) saat meninjau fasilitas Terminal Bandara Internasional Silangit di Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SILANGIT -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan perpanjangan Bandara Silangit. Saat meresmikan Bandara Silangit, Siborong-Borong, Tapanuli Utara, sebagai international airport, Jumat (24/11), presiden tak ingin bandara hanya memiliki runway sepanjang 2.650 meter. Presiden Jokowi langsung memerintahkan jajarannya untuk memperpanjang landas pacu di Bandar Udara Internasional Silangit yang baru diresmikan itu, menjadi 3.000 meter.

"Sekarang kita sedang membuat ledakan baru di dunia pariwisata. Saat gerbang menuju keindahan Danau Toba yang menyimpan sejarah bumi dan kekayaan seni budaya suku-suku di Tano Batak terbuka lebar," ujar Presiden.
 
Presiden Joko Widodo semakin tegas dan serius menjadikan pariwisata sebagai andalan Indonesia di masa datang. Presiden lagi-lagi berupaya mewujudkan komitmen pemerintah untuk menciptakan babak baru dalam dunia pariwisata Tanah Air.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang berada di lokasi yang sama terlihat sumringah. Dia mengingat soal CEO Commitment, yang menentukan 50 persen sukses tidaknya pengembangan destinasi wisata. Kali ini, komitmen itu ditunjukkan langsung oleh CEO negeri ini untuk pariwisata. 
 
“Kalau CEO (pemimpin-red)  nya mau, yang sulit jadi mudah! Sebaliknya, kalau CEO nya tidak komit, yang mudah pun jadi sulit,” kata Arief Yahya.
 
Presiden juga memiliki rumus pengembangan pariwisata, Danau Toba itu tidak akan kelihatan pesonanya, tanpa ada akses menuju ke sana. Bandara Internasional Silangit ini adalah salah satu jawabannya. 
 
Yakni dengan membangun dan memperbaiki sejumlah proyek infrastruktur untuk mendukung upaya pengembangan pariwisata di setiap daerah, khususnya kawasan Danau Toba dan sekitarnya. Presiden pun yakin dengan adanya Bandar Udara Internasional Silangit ini, pengembangan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba akan semakin meningkat.
 
"Paling lambat 2020, paling lambat berarti bisa maju 2018 atau 2019 dan terminalnya dari 3.000 meter persegi menjadi 10.000 meter persegi," ucap Presiden.
 
Peninjauan Terminal
Tiba sekitar pukul 10.35 WIB, Presiden Joko Widodo disambut Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Sebelum masuk ke tempat acara, Presiden terlebih dahulu melihat panel proyek pengembangan Bandar Udara Internasional Silangit.
 
Setelah acara, Presiden sempat mengunjungi salah satu kedai kopi yang ada di terminal dan ruang tunggu di mana terdapat sejumlah masyarakat yang akan melakukan perjalanan.
 
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi.

sumber : Kemenpar
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement