REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Awal 2018, Wonogiri Coffee Shop di Hotel Semesta Semarang, Jawa Tengah, menghadirkan sajian 'Manuk Londo' dengan tiga sajian. Antara lain Manuk Londo Goreng ala Semesta, Manuk Londo Rica, dan Manuk Londo Bakar ala Wonogiri.
“Semua menu sudah sepaket dengan Nasi, lalapan, tahu tempe goreng, dan sambal, serta yang paling istimewa sambalnya bisa pilih sendiri, boleh nambah sepuasnya, dan itu gratis,” kata Food and Beverage Service Manager Hotel Semesta Semarang, Kamis (4/1).
Ia menuturkan, selama ini mungkin masih banyak yang belum mengetahui apa itu manuk londo. Menurutnya, dalam bahasa Jawa, 'manuk' berarti burung, dan 'londo' yang kata orang Jawa dulu berarti orang Belanda.
Namun di sini, paparnya, bukan berarti burung orang Belanda, tetapi 'Manuk Londo' atau yang biasa disingkat Malon adalah sejenis unggas, yang aslinya bernama French Quail.
"Namanya agak susah dilafalkan lidah, makanya sebutan 'Manuk Londo' dipakai untuk mempermudah penyebutan," ujarnya, dalam siaran pers.
Manuk Londo merupakan hasil persilangan antara burung puyuh lokal dengan burung puyuh yang berasal dari Prancis atau dikenal dengan nama French Quail. Manuk Londo juga dapat diartikan sebagai hasil domestikasi dan perkembangbiakan French Quail (puyuh Prancis) di Indonesia.
Persilangan kedua jenis puyuh ini dilakukan untuk meningkatkan performa produksi daging burung puyuh lokal di samping memiliki ketahanan tubuh atau adaptasi tinggal di daerah beriklim tropis.