Ahad 24 Jun 2018 11:52 WIB

IRT Pesisir Pantai Indrayanti Dilatih Teknik Batik Jumputan

Pelatihan ini untuk memberdayakan ibu rumah tangga di wilayah pesisir.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bayu Hermawan
Pelatihan membatik kepada ibu-ibu di pesisir Pantai Indrayanti. Pelatihan diberikan Tim PKM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Foto: Doc: UNY
Pelatihan membatik kepada ibu-ibu di pesisir Pantai Indrayanti. Pelatihan diberikan Tim PKM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Kabupaten Gunungkidul merupakan kawasan wisata yang terkenal keindahan pantai pasir putihnya. Alam yang masih asri turut pula mengundang wisatawan baik lokal, domestik maupun mancanegara.

Pemkab Gunungkidul mencatat, kunjungan wisatawan terus mengalami kenaikan. Dari 2012 yang jumlah kunjungan wisatawannya sebanyak satu juta orang, pada 2016 meningkat 200 persen dengan total mendekati tiga juta pengunjung.

Peningkatan ini tentu berdampak bagi perekonomian masyarakat di kawasan pesisir pantai. Melihat potensi itu, Tim PKM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang tinggal pesisir pantai.

Kegiatan pengabdian masyarakat itu mengangkat tajuk Pelatihan Jumputan Untuk Wisatawan (Jutawan). Pelatihan merupakan usaha pemberdayaan ibu rumah tangga yang ada di pesisir Pantai Indrayanti melalui teknik batik jumputan sebagai souvenir bernilai.

Tim PKM beranggotakan Arnie Perwita, Ramdhani Nugraha dan Pemi Anisa Prodi Pendidikan Kriya, Ifti Anugrah Prodi Ilmu Komunikasi, dan Adreaningsih Rustandie Prodi Pendidikan Ekonomi. Mereka memberikan pelatihan di Dusun Ngasem, Desa Tepus, Kabupaten Gunungkidul.

Melalui kegiatan itu, ibu-ibu diajarkan memproduksi sebuah karya berupa kain pantai melalui teknik batik dan jumputan. Selain batik tulis, teknik yang diajarkan mulai dari  teknik jelujur, ikat dan juga lipat.

Media yang digunakan berupa dua meter kain santung dan kaos putih polos. Langkah awal kegiatan sudah dimulai dengan mengadakan sosialisasi pada Mei 2018. Kemudian, lanjut ke tahap memindah pola ke kain, menjelujur pola, dan menjumput kain.

"Menjumput kainnya menggunakan melinjo, biji cemara dan biji jagung. Lalu, masuk ke tahap pewarnaan menggunakan bahan sintetis berupa indigosol, dan teknik lipat memakai bahan sintetis berpa naphtol," kata Arnie.

Motif yang dibuat mengambil dari pohon ketela dan payung pantai, yang mana daun ketela merupakan tanaman yang kerap dijumpai di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan, payung pantai jadi ciri khas Pantai Indrayanti.

Pada pekan kedua Juni 2018, ibu-ibu diberikan kain polos agar dapat dikerjakan di rumah tanpa pendampingan, dan akan diakhiri gelar produk di Pantai Indrayanti. Gelar produk bertujuan memperkenalkan hasil karya dan potensi ibu-ibu Dusun Ngasem.

Harapannya, keterampilan itu dapat menambah semangat ibu-ibu untuk terus berkarya dan meningkatkan kondisi perekonomian. Pelatihan sendiri dilaksanakan tiga bulan mulai Mei hingga Juli 2018, dengan pertemuan sepekan sekali.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement