REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy berharap posisi Menteri Pariwisata (Menpar) diisi oleh sosok yang terbukti kompeten. Menurut dia, sejauh ini industri pariwisata Tanah Air sedang menikmati fase yang positif.
“Sayang sekali kalau bangunan yang sudah bagus, pertumbuhan bagus, gairah industri bagus, dan optimisme tinggi, akhirnya harus dibongkar pasang. Proses penyesuaian sendiri butuh waktu, apalagi yang belum berpengalaman memimpin lembaga nasional seperti kementerian,” kata Didien di Jakarta, Selasa (22/10).
Didien menyatakan, tidak dalam posisi setuju atau tidak setuju dengan pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, siapapun pilihan Presiden Jokowi, itu adalah hak prerogratif pemimpin negara. Namun, dari pengalamannya 50 tahun lebih bergerak di industri pariwisata, saat inilah dia merasakan progres luar biasa. Menurut dia, semua berubah ke arah positif, menggunakan standar dunia, dan bisa mengejar ketinggalan dari negara lain dengan cepat.
“Sektor pariwisata Indonesia sedang memasuki fase terhebat. Fase dimana pariwisata menjelma menjadi penyumbang devisa terbesar buat negara. Menjadi leading sector dan core economy. Itu sebuah capaian luar biasa,” kata Didien.
Didien juga menyebut, apa yang sudah disentuh Presiden Jokowi di lima tahun pertama ini sangat mendasar. Menata dasar pariwisata, dari industri, SDM sampai ke destinasi. Selain pemasaran dan branding di dunia internasional. “Jangan sampai memulai dari nol lagi,” ungkap Didien.
“Lihat saja banyak daerah yang akhirnya menjadikan pariwisata sebagai leading sector. PAD mereka meningkat. Dan ingat, pariwisata juga membuat ekonomi negara tetap stabil saat rupiah melemah atas dollar. Baru kali ini, kolaborasi di pariwisata begitu bagus, sampai ke level daerah,” lanjut dia.
Didien risau, jika leadership yang sudah kuat itu akhirnya diisi oleh sosok yang tidak kompeten. Menurit dia, tujuan utama indsutri pariwisata adalah jumlah wisman, pergerakan wisnus, dan indirect impact yakni branding yang menguat.
“Bukan hanya membuat events saja. Jangan salah fokus, dan akhirnya kehilangan banyak waktu. Kita masih harus mengejar ketinggalan,” kata dia.
Sejauh ini, sejumlah sosok kerap dikait-katikan dengan posisi Menpar. Salahsatunya adalah mantan bos salah satu TV swasta, Wishnutama. Sosok tersebut, pernah membangun sejumlah TV swasta di Tanah Air. Namun, Wishnu harus berpisah dengan jabatannya sebagai petinggi di salah satu TV nasional dampak dari sejumlah isu.