Senin 19 Jan 2015 15:42 WIB

Kenali Penyebab Rambut Rontok Sebelum Menjadi Penyakit

Rep: Satya Festiani/ Red: Winda Destiana Putri
Rambut Rontok (ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Rambut Rontok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang mengalami kerontokan rambut. Rata-rata setiap orang kehilangan 50 hingga 100 helai rambut. Rambut rontok pada jumlah tersebut masih terbilang normal.

Hati-hati, rambut rontok bisa berarti penyakit. Seperti yand dikutip dari Prevention, Senin (19/1) terdapat 9 penyebab kerontokan rambut:

Telogen effluvium

Telogen effluvium adalah fenomena yang terjadi setelah kehamilan, operasi besar, penurunan berat badan yang drastis dan stres berat. Wanita yang mengalami telogen effluvium akan mengalami kerontokan rambut pada 6 minggu hingga 3 bulan setelah hal-hal di atas terjadi. Pada puncaknya, seseorang dapat kehilangan rambut hingga segenggam tangan. Ketika seseorang mengalami telogen effluvium, siklus rambut dari pertumbuhan hingga kerontokan akan lebih cepat daripada kondisi normal. Ciri-ciri rambut rontok karena penyakit ini adalah adanya telogen berbentuk seperti lampu pada rambut yang rontok. Cegah stres jika ingin kerontokan ini selesai.

Keturunan

Kerontokan yang disebabkan oleh keturunan dikenal dengan nama androgenetic alopecia. Berdasarkan American Academy of Dermatology, kerontokan karena turunan adalah penyebab paling umum. Gen rambut rontok bisa didapat dari ayah, ibu maupun saudara mereka. Dermatologis dari Montefiore Medical Center, Pamela Jakubowicz, mengatakan, wanita yang mengalami kerontokan rambut karena keturunan akan mengalami penipisan rambut di belakang poni. Hal itu akan dimulai pada usia 20-an. Pamela menyarankan penggunaan minoxidil (Rogaine) pada kulit kepala dua kali sehari.

Hipotiroid

Hipotiroid terjadi ketika badan memproduksi hormon tiroid yang terlalu sedikit. Padahal hormon tiroid membantu proses metabolisme, detak jantung dan perbaikan mood. Hipotiroid menyebabkan kegemukan, kelelahan, konstipasin depresi dan sulit berkonsentrasi. Rambut, kuku, dan kulit juga akan mudah pecah.

Kepala obat-obatan molekular, metabolisme dan endokrinologi di Universitas Charles Drew, Theodore C. Friedman mengatakan, hipotiroid umumnya terjadi pada wanita di usia 50. Hipotiroid dapat diketahui dengan menjalani tes darah.

Lupus

Lupus adalah penyakit autoimmune kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Penyakit ini menyebabkan kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi dan sariawan. Penderita lupus umumnya mengalami kerontokan rambut ketika berkeramas dan menyisir rambut. Direktur Divisi Reumatologi di Washington Hospital Center, Arthur Weinstein, mengatakan, dalam kondisi yang parah, penderita lupus akan mengalami kerontokan rambut secara bergerombol yang disertai dengan iritasi pada kulit kepala. Ia menyarankan untuk menemui reumatologis jika kerontokan disertai nyeri sendi, kelelahan dan gejala lupus lainnya.

Anemia

Wanita yang tengah mengalami menstruasi atau kurang asupan makanan yang mengandung zat besi dapat mengalami kekurangan sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia yang disebabkan kurangnya zat besi akan mengalami kelelahan, lemah, kulit pucat, sakit kepala, tangan dan kaki yang dingin serta kerontokan. Jika mengalami anemia, makanlah makanan yang mengandung banyak zat besi seperti daging sapi, ikan, sayuran berdaun hijau, sereal, dan kacang-kacangan. Wanita membutuhkan 18 mg zat besi per hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement