REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di zaman modern ini, untuk menjadi seorang produsen dibutuhkan wawasan yang tepat tentang apa saja yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan harus mampu mengetahui apa saja yang menarik minat konsumen berdasarkan perilaku
manusia saat ini.
Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Hal ini yang nantinya menjadi keuntungan untuk kedua belah pihak. Produsen dapat meningkatkan penjualan dan konsumen yang mampu memenuhi kebutuhannya.
Melalui sebuah perbincangan dalam acara 'Story on A Plate' Selasa (31/5) lalu, Anindita Ikasari sebagai Channel Development Manager Fonterra Foodservices mengungkapkan tentang empat pengetahuan yang bisa diambil dari diri konsumen.
Mengikuti tren
Hal utama adalah mengetahui bagaimana pergeseran pasar yang berubah dari masa penjual yang akan digantikan ke masa konsumen. Produsen harus tahu apa tren terbaru yang sedang tercipta saat ini dan mengapa konsumen tertarik untuk mencoba. Setelah mengetahui alasannya, produsen dapat memulai untuk menciptakan sebuah tren terbaru yang memiliki peluang untuk semua segmentasi.
Kembali ke alam
Dengan memberikan pengetahuan tentang produk atau jasa yang ditawarkan itu sehat dan bergizi, konsumen akan lebih tertarik untuk mencobanya. Beberapa produsen mulai melakukan promosi dengan memperlihatkan pabrik atau proses pembuatan produk dan
jasanya. Tujuannya agar konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut diciptakan dalam proses yang cukup higienis dan ramah lingkungan.
Menjawab pertanyaan dengan ramah
Konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa yang ditawarkan jika produsen mau menjawab setiap pertanyaan mereka dengan baik. Disini, dibutuhkan keahlian untuk menjadi produsen yang sabar. Banyak perusahaan yang menerapkan pelayanan yang ramah tamah dan memberikan imbalan kepada konsumen yang merasa jika pelayanan buruk.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya dan loyalitas pada konsumen. Bayangkan saja ketika seorang produsen yang menawarkan barang dengan sikap tidak ramah, apakah konsumen masih bersedia untuk datang kembali
Kesan pertama
Seperti kata pepatah, we eat first with our eyes, and second with our mouth. Manusia terlatih untuk melihat sesuatu dari bentuknya terlebih dahulu, baru memutuskan untuk memilih atau tidak. Hal ini juga berlaku untuk pembelian sebuah produk atau jasa.
Dari bentuk dan inovasinya saja, mereka dapat memutuskan untuk membeli atau tidak. Semakin unik sebuah produk atau jasa yang ditawarkan, maka semakin membuat orang-orang tertarik untuk mencoba. Karena itu, banyak perusahaan yang saat ini memulai bisnisnya dengan mengunggah gambar-gambar produk atau jasanya dengan tampilan yang menarik agar menimbulkan rasa keingintahuan dari konsumen.