Kamis 16 Jun 2016 06:09 WIB

Bisa Menabung dari THR? Harus!

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Tunjangan Hari Raya atau THR kerap habis hanya untuk membeli kebutuhan konsumtif. Bijakkah menghabiskan THR seperti itu?
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Tunjangan Hari Raya atau THR kerap habis hanya untuk membeli kebutuhan konsumtif. Bijakkah menghabiskan THR seperti itu?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tunjangan Hari Raya (THR) sejatinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal yang bermanfaat seperti menabung, memberikan hadiah pada orang tua hingga investasi. Hanya saja, bonus tahunan ini terkadang membuat penerimanya 'kalap' untuk melakukan pengeluaran yang kurang perlu seperti berbelanja barang diskon.

Bagaimana sebaiknya mengatur THR dengan cerdas?

Training and Client Service Manager Sense for Money Dwi Setyo Effendianto mengatakan THR sepatutnya dikelola seperti halnya gaji. Meski merupakan bonus tahunan, bukan berarti THR dapat dihabiskan begitu saja tanpa perencanaan.

Seperti halnya gaji, Dwi menyarankan agar 20-30 persen dari THR disisihkan untuk tabungan. Sebanyak 40 persen dari THR tersebut dapat dianggarkan untuk pengeluaran seperti memberi hadiah kepada orang tua atau keluarga di Hari Raya. Dwi menyarankan sisa dari THR dapat dimanfaatkan untuk investasi.

"Untuk karyawan, bisa berinvestasi dengan reksa dana, saham, emas. Itu tergantung dari pribadi masing-masing," terang Dwi saat ditemui usai menghadiri lokakarta HSBC Menuju Mapan di Shangri-La Jakarta.

Dwi tak menampik salah satu 'godaan' terbesar dalam menghabiskan THR ialah berbagai diskon hari raya yang diberikan oleh banyak pusat perbelanjaan. Diskon besar yang ditawarkan, akan membuat banyak orang tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

"Membeli barang dengan diskon 50 persen bukan berarti Anda menghemat 50 persen, tetapi Anda justru mengeluarkan uang 50 persen karena sebelumnya Anda tidak memerlukan barang tersebut," jelas Dwi.

Agar tidak 'kalap' melihat berbagai godaan untuk menghabiskan THR, Dwi menyarankan agar penerima THR dapat membedakan 'kebutuhan' serta 'keninginan'. Jika penerima THR dapat membedakan keduanya, maka kemungkinan THR akan terkelola dengan baik menjadi lebih besar.

"Antisipasi juga dari awal, berapa (THR) yang disisihkan untuk saving, insurance serta investasi," pesan Dwi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement