REPUBLIKA.CO.ID, Pengusaha merupakan satu dari sekian banyak profesi yang diinginkan oleh anak muda. Tak jarang pengusaha sekarang ini, masihlah muda dan sudah pandai dalam berbisnis bahkan mengembangkan usaha. Berbeda dengan zaman dahulu yang mungkin kebanyakan tertarik menjadi pengusaha ketika sudah beranjak usia matang, atau setelah pensiun dari kantor.
Sayangnya menjadi pengusaha muda tak semudah membalikan telapak tangan. Jika memiliki beberapa tanda ini, kemungkinan Anda belum siap untuk menjadi pengusaha muda. Apa saja?
Tidak Disiplin
Tidak disiplin merupakan karakter pertama yang menghalangi jadi pengusaha muda. Kenapa? anak muda cenderung senang bebas, berkreasi dan tidak senang dengan aturan. Padahal meskipun bisa berekspresi dengan bebas, disiplin untuk diri sendiri itu penting. Apalagi disiplin dengan ruang lingkup lebih luas lagi. Membangun usaha dengan disiplin tinggi dan peraturan yang jelas akan membantu menjalani bisnis lebih mudah dan lebih sukses. Tentunya tanpa membatasi daya kreativitas dalam membangun usaha. Sayangnya pengusaha muda sering gagal akibat hal yang satu ini tidak bisa ditaklukkan.
Tidak Percaya Diri
Percaya diri yang buruk membawa dampak buruk. Percaya diri merupakan modal utama dalam membangun usaha. Di mana Anda optimistis dan yakin akan pilihan dan rencana dalam membangun usaha. Selain itu percaya diri bisa membantu meyakinkan orang lain untuk percaya akan usaha yang Anda bangun atau jalankan. Sayangnya sifat minder dan kecil hati masih banyak terdapat di perintis usaha yang masih muda. Padahal hal tersebut justru menjadi kunci untuk melangkah ke kesuksesan yang selanjutnya.
Terlalu Menggebu-gebu
Mungkin dunia bisnis akrab dengan risiko dan juga kegagalan. Anak muda memiliki semangat dan tekad yang tidak terkalahkan. Hal ini justru bagus untuk membangun dan memotivasi agar usaha tetap jalan dan berkembang. Sayangnya, beberapa pengusaha pemula justru terlalu menggebu-gebu dan terlalu ceroboh dalam mengambil keputusan dan memanfaatkan peluang.
Padahal tak jarang jika dipikirkan matang-matang dan mengambil langkah yang tepat, ide usaha mereka bisa menjadi potensi yang sangat baik dan dapat berkembang. Pengusaha haruslah melangkah dengan pasti dan hati-hati, tidak sembarangan namun bergerak cepat. Jika anda masih belum bijaksana dalam mengelola pikiran dan keputusan, maka untuk menjadi pengusaha muda masihlah panjang perjalanannya.
Stres dan Tertekan
Namanya masih muda, maka pengalaman yang didapatkan belumlah banyak. Karena hal tersebut banyak anak muda yang tidak ingin terjun menjadi pengusaha akibat banyaknya tekanan dan berbagai masalah yang belum pernah dihadapi. Padahal lapangan bisa menjadi media yang bagus untuk menggali pengalaman dan mencari potensi. Jangan khawatir jika termasuk amatiran, coba untuk berenang di dalam laut meskipun takut dan merasa khawatir.
Hal tersebut tentu wajar terjadi, mengingat dunia bisnis menjadi hal baru bagi yang ingin menjadi pengusaha muda. Tetap berhati-hati dan jangan berjalan mundur. Stres dan tertekan merupakan hal biasa, bukan hanya anak muda. Tetapi Anda bisa menggali banyak sekali ilmu setelah melewati tekanan tersebut.
Kurang Informasi dan Riset
Selanjutnya adanya kurang informasi dan riset. Menjadi pengusaha tidaklah mudah, di mana Anda harus menilai apakah pasar menerima usaha anda dengan baik atau tidak. Bagaimana mengenai rencana anda sesuai atau tidak. Lalu bagaimana persaingan bisnisnya apakah aman atau termasuk bisnis kotor. Anda harus mencari secara matang riset dan informasinya. Jika sesuai dengan poin 3 yang menjadikan Anda terlalu terburu-buru maka usaha akan mudah gagal.
Lakukan riset dengan matang dan cari informasi terkait sebanyak-banyaknya. Sepertinya anak muda zaman sekarang dibantu dengan teknologi justru lebih mudah mencari informasi dan melakukan riset pasar bukan. Seharusnya bisa mengolah data dengan matang. Apabila masih belum memiliki data dan ingin menjadi pengusaha muda. Rasanya usaha yang direncanakan tidak akan berjalan dengan baik.
Artikel ini merupakan kerjasama antara Republika.co.id dengan Cermati.com, portal pembanding produk keuangan Indonesia