Senin 18 Sep 2017 15:23 WIB

Cara Jitu Kelola Uang Generasi Gadget

Generasi Gadget.
Foto: pixabay
Generasi Gadget.

REPUBLIKA.CO.ID, Jika Anda lahir pada kurun waktu setelah krisis moneter 1998, bisa dipastikan Anda adalah Generasi Milenial tahap dua. Di mana tahap satunya adalah anak-anak yang lahir di atas tahun 1982.

Artinya usia Anda saat ini berkisar antara 19-35 tahun.

Bisa jadi saat ini Anda sudah menikah, baru memulai karier di perusahaan atau membuat bisnis baru bersama teman-teman Anda. Atau seperti Mark Zuckerberg di usia baru menginjak 33 tahun, menurut survei Majalah Forbes tahun 2017 Nilai Kekayaannya Rp 750 triliun.

Apapun kondisi Anda hari ini, pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga Anda harusnya lebih baik dari generasi Baby Boomers atau generasi X. Parameternya sangat sederhana, penguasaan teknologi ada di genggaman Anda. Itu artinya, semakin mudah hidup Anda, harusnya semakin mudah juga mengelola keuangan Anda.

Tapi, bagaimana realitanya terutama Generasi Gadget di perkotaan? Apakah semakin mudah atau semakin rumit?

Berikut beberapa kesalahan Generasi Gadget dan cara jitu mengantisipasinya.

Kebiasaan kumpul-kumpul, sehingga tidak ada kesempatan untuk menabung, apalagi investasi

Bisa Anda bayangkan, jika saban hari kerja Anda hanya nongkrong di kafe, atau selepas kerja langsung menyeruput kopi di Starbucks. Dan ini fenomena yang jamak di masyarakat perkotaan. Mereka menghabiskan uang yang mereka dapatkan, untuk membeli kesenangan semu.

Maka solusinya adalah sisihkan terlebih dahulu, begitu mendapatkan gaji atau honor. Sisihkan untuk zakat atau sedekah, perkecil nominal utang, besarkan tabungan atau proteksi atau investasi, barulah setelah itu Anda habiskan.

Ketersediaan sarana atau platform ekonomi berbagi (sharing economy)

Sarana itu melenakan Generasi Gadget sehingga tidak adanya aset, baik aset lancar, aset guna pakai apalagi aset investasi. Di Jakarta dan kota-kota utama seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Makassar dan lainnya, sudah jamak kita temukan kemudahan lewat gadget atau smartphone. Buat apa beli mobil, jika ingin punya mobil cukup dengan memesan kendaraan berbasis daring.

Buat apa butuh rumah atau penginapan, jika dengan aplikasi Air BnB kita tinggal klik untuk tempat tinggal.

Buat apa punya kantor dengan biaya operasional njlimet, sementara dengan co-working space, bisa punya kantor di jalan utama pusat kota.

Maka tidak heran, jika status sosial Generasi Gadget ini ukurannya adalah gawai terbaru (ponsel, laptop, kamera dan lainnya) dan teknologi buat selfie dan welfie, bukan kunci mobil atau rumah bak istana seperti Gen X apalagi Baby Boomers.

Sebut saja mobil mewah seperti Mercy, Lamborghini, bahkan helikopter pun, sekarang sudah bisa kita sewa.

Maka, solusi agar tetap bisa meningkatkan status sosialnya, yakni dengan mulai memikirkan:

1. Intellectual property

Yang berhubungan dengan hobi.

2. Digital property

Yang berhubungan dengan branding masa depan kita.

3. Real estate property

Rumah fisik tempat kita berteduh ketika sudah tidak produktif lagi.

3. Experiental learning

Cara baru Generasi Gadget ini menikmati hidup.

Bukan sebuah hal aneh, jika wisata merupakan gaya hidup Generasi Gadget. Sebab rasa ingin tahu dan mendapatkan pengalaman seru, merupakan kelaziman di kalangan Generasi Gadget ini.

Pengalaman baru dan posisi baru di sebuah kota (bukan jabatan), inilah yang paling dinantikan sebagai sebuah wujud aktualisasi diri. Sehingga solusinya pun, menyebur dan berenang dalam pengalaman seru tersebut.

Ketimbang berbagi pengalaman tersebut hanya buat komunitasnya saja, alangkah baiknya jika setiap event tersebut nerupakan event yang menghasilkan uang. Contohnya, menjadikan hobi fotografi, blogger, Youtuber, travel writer dan lainnya sebagai sarana menghasilkan uang.

Jadi, berenang dalam kesenangan, begitu sampai di garis finis, mereka juga mendapatkan hadiah atau kedisiplinannya dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga. Bagaimana dengan Anda?

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

 

 

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement