Kamis 09 Nov 2017 09:26 WIB

8 Langkah Sukses Mengelola Keuangan Pribadi

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Perencanaan keuangan
Foto: flickr
Perencanaan keuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 'If you fail to plan, you plan to fail'. Mungkin ungkapan ini tepat untuk Anda yang ingin sukses merencanakan kehidupan. Jika gagal untuk merencanakan, maka Anda sedang merencanakan kegagalan.

Tapi, siapa yang ingin mengalami kegagalan, pastinya semua orang ingin agar dirinya sukses. Sukses dalam segala hal, salah satunya adalah sukses secara finansial.

Berikut cara merencanakan dan mengelola keuangan, menurut pendiri Financial Wisdom Eko P Pratomo agar sukses secara finansial.

Miliki mimpi yang harus dihitung menjadi tujuan

Kebanyakan orang hanya bekerja mengumpulkan uang sebanyak mungkin tapi lupa untuk mengelola uangnya akan digunakan apa nantinya. Jadi mulailah tentukan mimpi dengan perhitungan.

Jika kita ingin merencanakan haji 10 tahun dari sekarang. Maka mulai hitung biaya haji saat ini misalnya Rp 35 juta, dengan rencana pergi 10 tahun (2027). Diperkirakan biaya haji 10 tahun dari sekarang, setelah menimbang inlfasi 6 persen per tahun.  maka kita harus menyiapkan dana sebesar Rp 62,7 Juta.

“Dengan perhitungan yang pasti, kita menjadi lebih siap dan mimpi kita akan terealisasi,” ujarnya.

Memahami kebutuhan versus keinginan

Eko P Pratomo menjelaskan yang terpenting adalah kita harus bisa memilah mana kebutuhan dan mana keinginan.  Jangan sampai uang habis untuk membeli hal-hal yang tidak dibutuhkan. Tentukan prioritas apa saja yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

“Setiap pendapatan yang didapat, lebih baik menyimpan uang untu ditabung di awal, kemudian siapkan uang untuk membeli kebutuhan prioritas setelah itu baru kebutuhan tambahan, jika ada uang sisa maka bisa dibelikan untuk hal-hal yang bersifat pemenuhan keinginan itu tadi,” ungkapnya.

Miliki neraca keuangan keluarga

Bagi Anda yang suduah berkeluarga baik adanya untuk memiliki neraca keuangan keluarga demi memahami kondisi keuangan keluarga. Caranya dengan mencatat dan menghitung berapa aset yang dimiki, utang yang harus dibayar kemudian mendapatkan nilai kekayaan bersih. Hal ini menjadi penting untuk perencanaan penggunaan atau memaksimalkan aset yang dimiliki untuk kemudian dimanfaatkan dan mendapatkan pendapatan.

Pentingnya memiliki dana darurat

Dana darurat adalah dana yang disiapkan stand-by untuk kondisi darurat. Misalnya kena PHK dan kehilangan pendapatan, orang tua sakit, berhenti berpenghasilan, rumah bocor, musibah dan lain sebagainya yang bukan merupakan bujet rutin.

“Minimal dana darurat yang harus dimiliki adalah tiga kali lipat dari jumlah pengeluaran bulanan. Misalnya setiap bulan kita mengeluarkan Rp 2 juta, maka kita harus memiliki dana darurat minimal Rp 6 juta. Jadi jika sewaktu-waktu kita kena PHK, kita bisa bertahan hidup tanpa penghasilan selama tiga bulan kedepan sampai akhirnya mendapatkan sumber penghasilan kembali,” katanya.

Pentingnya memiliki proteksi asuransi

Untuk mendapatkan jaminan hari tua, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya maka asuransi adalah pilihan yang tepat. Baik itu asuransi yang dikeluarkan secara pribadi atau yang sudah terikat oleh perusahaan tempat bekerja. Ingat, tidak ada yang bisa memastikan kehidpan kedepannya, jadi proteksi diri asuransi sebagai managemen pengelolaan uang.

Manajemen berutang yang sehat

Cara untuk berutang yang sehat yakni sanggup bayar kurang lebih maksimal 30 pendapatan dari pendapatan, jangka waktunya sesuai penggunaan dana dan produktif atau dengan mengurangi biaya sehari-hari. “Jangan sekali-kali berutang jika dirasa tidak mampu bayar,” sarannya.

Hati-hati menggunakan kartu kredit

Kartu kredit adalah alat bayar bukan alat utang. Jadi bayarlah dengan lunas setiap tagihan bulanannya. “Kalau misalkan tidak mampu bayar, atau hanya mampu bayar 30 persen dari tagihan tiap bulannya lebih baik tidak menggunakan kartu kredit,” ungkapnya.

Jadikan investasi sebagai jembatan meraih tujuan

Tentukan tujuan sebelum memilih investasi untuk mendapatkan jenis investasi yang sesuai dengan diri Anda. Tentukan apakah Anda membutuhkannya untuk hal jangka panjang atau jangka pendek. Setiap investasi pasti ada risikonya, jadi pilihkan investasi yang tepat.

“Misal kita punya dana Rp 100 juga, tentukan dulu akan digunakan jangka pendek atau panjang, kalau jangka pendek mungkin investasi emas bisa dijadikan pilihan, tapi jika ingin jangka panjang maka investasi seperti properti, saham bisa dicoba. Jangan tertipu dengan investasi bodong yang menawarkan keuntungan berlebih, jadi hati-hati dalam berinvestasi,” tuturnya.

Selalu bersyukur

The Power of Giving, adalah ungkapan yang tepat untuk ini. Selalu syukuri setiap rezeki yang didapat, baik itu besar ataupun kecil. Rezeki itu bukan perihal kerja keras tapi keberkahan yang didapat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement