Kamis 15 Feb 2018 05:53 WIB

Yang Harus Dipertahankan Saat Menjaga Profesionalisme Bisnis

Meski berbisnis dengan saudara, Bisnis is Bisnis!

Profesional dalam berbisnis (ilustrasi).
Foto: ist
Profesional dalam berbisnis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memulai sebuah bisnis terkadang bisa dijalankan dengan kerja sama. Sebab, untuk menjalankan sebuah bisnis terkadang memerlukan dukungan dari hal yang tidak kita miliki, tetapi dimiliki orang lain.

Bisa saja dukungan modal secara finansial atau bahkan modal keahlian. Kita juga bisa menggandeng teman atau saudara dalam melakukan kerjasama bisnis.

Yang menjadi sebuah permasalahan adalah kita harus mampu menjaga profesionalisme sebagai pebisnis walaupun bekerjasama dengan saudara, Bisnis is Bisnis. Inilah hal yang terkadang sulit untuk dipisahkan apabila kita melakukan kerjasama dengan saudara dibandingkan melakukannya dengan orang lain.

Bukan tanpa risiko, melakukan kerjasama dengan saudara, bahkan akan berbuntut panjang apabilatidak bisa menjaga perilaku sportif dan profesionalisme dalam berbisnis. Hindarilah hal-hal yang membuat sebuah perselisihan dan mempunyai prinsip saling menghormati adalah kunci dalam berbisnis.

Ada beberapa tips yang harus diperhatikan.

Memulai dengan Niat Baik dalam Berbisnis

Niat yang baik adalah awal yang baik untuk memulai kerjasama bisnis jangka panjang. Dengan tujuan yang sama yaitu saling menguntungkan antara kedua belah pihak merupakan tujuan yang harus dijaga konsistensinya. Dengan melakukan komunikasi secara rutin dan menyamakan visi misi mempelajari satu sama lain sebelum melakukan kerjasama perlu dilakukan.

Sebab, bisa saja rekan bisnis kita mempunyai tujuan yang berbeda dengan kita, bisa saja dia mempunyai tujuan yang lain pada kurun waktu tertentu. Anda juga bisa mempelajari calon rekan bisnis dari jejak rekamnya selama berbisnis. Karena menjaga niat yang baik tidaklah mudah apabila hal itu sudah bersentuhan dengan uang.

Banyak saudara terpisah hanya lantaran masalah keuangan dan tidak sedikit tindakan kriminal yang dipicu dari permasalahan seputar uang. Maka dari itu selektif dan berhati-hatilah, carilah rekan bisnis yang di awali dengan niat baik.

Introspeksi dan Belajar dari Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang berharga begitulah kalimat pepatah yang sering kita dengar. Belajar dari pengalaman adalah sebuah proses belajar yang sangat bijaksana. Diperlukan objektivitas dalam proses tersebut.

Seorang pebisnis yang sukses mereka akan selalu belajar dari sebuah kesalahan sebelumnya dan bukan malah menyerah. Sebuah kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Anda tentu mengenal penemu yang jenius sekaligus pebisnis handal Thomas Alva Edison.

Penemuannya yang dapat merubah dunia dengan sebuah bola lampu bukan tanpa sebuah perjuangan, Edison mengalami 9.955 kali kegagalan. Walaupun Edison sendiri tidak suka percobaannya itu disebut sebagai sebuah kegagalan.

Edison belajar dari sebuah kesalahan dan tidak mengenal kata menyerah sampai akhirnya berhasil membuat lampu pijarnya menyala. Yang dapat kita ambil dari Edison adalah kegigihannya dan menjadikannya sebuah kegagalan sebagai guru untuk melangkah pada langkah berikutnya.

photo
Pebisnis muda. Ilustrasi

Bersikap Sportif dan Mau Belajar

Mau belajar kepada orang lain dan merasa masih memiliki kekurangan adalah sikap yang sudah sepatutnya dimiliki oleh pebisnis, Dengan bersikap mau menghormati kelebihan orang lain akan memupuk rasa rendah diri dan mau belajar pada kelebihan di luar yang kita miliki.

Sebuah kerjasama biasanya akan berakhir tatkala salah satu dari anggota merasa idenya tidak didengar bahkan dia merasa sudah cukup bisa untuk berdiri sendiri tanpa bantuan siapapun. Sikap seperti ini akan menjatuhkan profesionalisme seseorang dan lebih cenderung kepada ego dan serakah.

Belajarlah dari hal-hal kecil, dengan menjadi pendengar yang baik, mencoba menjadi sportif apabila memang Anda keliru dalam hal tertentu dan mengakui kelebihan rekan bisnis dan belajar darinya apa yang harus dilakukan.

Percaya Diri dan Menjadi Diri Sendiri

Setiap manusia mempunyai hal-hal yang baik dan buruk pada dirinya, dalam melakukan bisnis tentu kita akan banyak bertemu dengan rekan bisnis kita, dalam hal ini belajarlah menjadi diri sendiri,  keluarkan sisi positif Anda dan pupuklah hal tersebut jadikanlah sebuah keyakinan bahwa hal itu sebuah kekuatan tersendiri dan kelebihan Anda.

Kubur dan kendalikan sisi buruk Anda. Bercerminlah pada diri sendiri dan ambilah sebuah contoh dari keburukan rekan bisnis sehingga bisa dijadikan sebuah pelajaran bagi diri Anda. Cobalah melakukan kilas balik terhadap diri apabila suatu saat Anda menerima keburukan tersebut apakah yang dirasakan dan kerugian apa yang bisa diderita. Hal inilah yang akan menimbulkan energi positif pada diri Anda.

Dengan memegang prinsip pada diri dan mengambil keputusan dengan keyakinan pada kemampuan Anda. Sikap profesionalisme seperti ini yang sering luntur dan kita cenderung berorientasi kepada untung dan rugi, sehingga melupakan hal-hal kecil yang berdampak besar.

Profesionalisme Terbangun dari Komitmen Diri

Menjaga profesionalisme tidaklah mudah akan tetapi merupakan hal yang mungkin untuk dilakukan, profesionalisme juga dapat menjaga hubungan kerjasama antar rekan bisnis lebih langgeng dan bertahan lama. Profesionalisme yang terjaga juga akan menjadikan seorang pebisnis selalu berkembang dan berkembang dalam menjalankan bisnisnya. Profesionalisme lahir dari sebuah komitmen terhadap diri sendiri.

Artikel ini kerja sama antara Republika.co.id dan Cermati.com

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement