Ahad 04 Mar 2018 02:52 WIB

Cara Mudah Mengatasi Nomophobia

Sekitar 50 persen pengguna ponsel pintar berpotensi untuk terjangkit phobia ini.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Ponsel Pintar Ilustrasi
Foto: Screen Capture Youtube
Ponsel Pintar Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON -- Pesatnya perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi, ternyata membentuk kebiasaan buruk terhadap para penggunanya. Di era digital saat ini, orang seolah tidak bisa lepas dari ponsel pintarnya. Mulai dari keinginan untuk memeriksa notifikasi dari akun media sosial, hingga menonton film maupun serial televisi favorit melalui layanan streaming.

Orang seolah tidak bisa untuk melepaskan diri dari kebiasaan melihat dan mengakses ponsel pintar. Sejumlah peneliti bahkan menyatakan, ponsel pintar merupakan salah satu sumber adiksi non-narkoba terbesar pada abad ke-21. Berdasarkan data dari lembaga peneliti, Dscout, rata-rata dalam sehari, pengguna ponsel pintar menyentuh gawai mereka sebanyak 2.617 kali.

Sementara, dalam penelitian yang dilakukan Apple, para pengguna iPhone mengaktifkan fitur penguncian layar sebanyak 80 kali dalam satu hari. Kecanduan menggunakan ponsel pintar ini pun membentuk ketakutan berupa phobia tidak bisa mengunakan atau tidak bisa jauh dari ponsel pintar. Phobia ini kerap disebut Nomophobia, yang diambil dari sinkatan No Mobile Phone Phobia.

Meski phobia ini belum termasuk dalam daftar gangguan mental, sekitar 50 persen pengguna ponsel pintar berpotensi untuk terjangkit phobia ini. Saat terpisah dari ponsel pintarnya, penderita phobia ini akan mengalami sejumlah gejala, antara lain panik, depresi, berkeringat secara berlebihan, dan gelisah.

Kendati demikian, untuk mengatasi dan terhindar dari phobia ini, pengguna ponsel pintar tidak perlu sama sekali mengakses ponsel pintarnya. Para pengguna ponsel pintar cukup mengubah pengaturan di ponsel pintar dan mengubah pola pikir serta kebiasaan dalam menggunakan ponsel pintar.

Seperti dilansir dari Business Insider, Sabtu (3/3), langkah pertama yang bisa dilakukan, mengubah pengaturan notifikasi di aplikasi pada ponsel pintar. Pada saat mendengar suara penanda notifikasi yang masuk, orang akan cenderung untuk langsung melihat ponsel pintar mereka. Karena itu, pilih pengaturan notifikasi pada aplikasi-aplikasi yang dianggap penting, seperti email ataupun telepon.

Langkah kedua, bisa dengan mengatur jarak dan penggunaan ponsel pintar. ''Kenyamanan adalah pintu masuk utama dari kecanduan. Semakin cepat Anda kembali melihat ponsel pintar Anda, maka semakin cepat pula Anda akan kecanduan,'' tutur pendiri Center for Internet and Technology Addiction, Dr David Greenfield, seperti dikutip Bussines Insider.

David menambahkan, apakah itu ada di kantong atau di samping tempat tidur Anda, selama ini ponsel pintar memang begitu dekat dengan Anda. Kondisi ini justru memicu orang untuk tidak bisa lepas dari ponsel pintar. ''Hasil studi menunjukkan, 90 persen orang mengalami Phantom Vibration Syndrome, atau merasa ponselnya berbunyi atau bergetar, padahal ternyata tidak,'' tuturnya.

Sementara penulis buku ''The Distraction Addiction'', Dr Alex Soojung, mengungkapkan, perubahan kecil yang  dilakukan sebenarnya bisa membantu mengurangi dan mencegah Nomophobia. ''Tidak menempatkan ponsel pintar di kantong, dan lebih memilih menempatkan ponsel pintar di tas dapat membantu mengalihkan perhatian yang tidak perlu dari ponsel pintar. Hal ini bisa mengurangi rasa gelisah akibat dari kecanduan ponsel pintar,'' kata Alex.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement