REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberikan kritik kepada seseorang secara positif merupakan keterampilan hidup yang penting dikuasai. Pada titik tertentu dalam hidup seseorang pasti akan mendapatkan kritik dari orang lain.
Berdasarkan informasi UK Web Archive for National Library of Wales melalui laman skillsyouneed.com menjelaskan, kritik bisa diberikan secara profesional. Namun terkadang kritik sulit diterima, dan semua bergantung pada individu yang mendapatkan kritik.
Sebuah kritik dapat dipakai positif untuk meningkatkan kualitas diri. Namun bila menanggapinya negatif bisa menyebabkan stres, kemarahan, atau agresi. Ada dua jenis kritik, yakni konstruktif atau membangun, dan destruktif atau merendahkan.
Ini 9 Cara Praktis Membangun Kepercayaan Diri
Namun ketika mendapat kritik dari orang lain pada dasarnya seseorang sedang diberi tantangan untuk bersikap. Hendaknya kritik yang diberikan harus dipertimbangkan agar tidak menimbulkan reaksi negatif.
Dua bentuk jenis kritik tersebut memang menantang karakter. Bahkan, dampaknya bisa melukai harga diri hingga merusak kepercayaan diri orang yang diberi kritik. Para ahli life skill lebih merekomendasikan bentuk kritik konstruktif. Meski jenis kritik tersebut dirancang untuk menunjukkan kesalahan tetapi mampu memperlihatkan sisi lain untuk perbaikan yang bisa dilakukan.
Kritik konstruktif harus dipandang sebagai umpan balik yang mendatangkan nilai positif. Tujuannya, seseorang bisa memperbaiki diri sendiri. Tidak hanya itu, kritik konstruktif biasanya lebih mudah diterima meskipun terkadang terlalu jujur dalam mengungkapkan kesalahan. Ada baiknya setiap kritik selalu menjadi bahan introspeksi diri, serta menggunakannya sebagai sebuah keuntungan.
Seperti yang dikatakan Ahli Public Speaking dan Interpersonal Skills asal Amerika Serikat (AS) Dale Carnegie, 'Setiap orang bodoh bisa mengritik dan mengeluh, namun hanya orang berkarakter tinggi serta mampu mengendalikan diri yang bisa menahan diri dan memaafkan'.