Kamis 18 Oct 2018 06:40 WIB

Etika di Pesawat Tentukan Kenyamanan Perjalanan

Hindari makanan yang berbau saat penerbangan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Penumpang di pesawat.
Foto: Flickr
Penumpang di pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi penumpang pesawat boleh jadi cukup berbeda dibandingkan saat menumpang jenis transportasi lainnya. Sejumlah etika saat penerbangan rupanya cukup menentukan kenyamanan perjalanan. Sayangnya, banyak orang melupakan etika tersebut.

Misalnya, hindari makanan yang berbau, menjaga anak-anak Anda, dan jangan sekali-kali mabuk. Menutup mulut saat Anda mengunyah makanan juga dianggap penting.

Baca Juga

Dilansir di Mirror, Rabu (17/14), sebuah penelitian terhadap 20 ribu penumpang mengungkapkan menjaga tingkat volume yang wajar pada headphone dan membantu penumpang lain menaruh tas berat ke atas tempat penyimpanan juga telah meninggalkan kesan yang baik.

Tidak makan makanan yang bau dan menjaga kursi tegak juga termasuk dalam etika, termasuk tidak memonopoli sandaran tangan. Sebanyak sembilan dari 10 orang Inggris masih menerima hal tidak menyenangkan dari penumpang lain dalam penerbangan.

Emma Grimster, juru bicara di Travel Supermarket, yang menugaskan penelitian itu, mengatakan penerbangan bisa menjadi pengalaman yang menggairahkan dan bahkan mewah. Namun, mungkin karena rasa antusiasme yang tinggi, atau bahkan kecemasan terbang di ketinggian, membuat orang lupa sopan santun mereka.

Sebanyak 38 persen dari hasil penelitian mengatakan, mereka tidak tahan duduk di dekat seorang pelancong yang mabuk. Itu membuat pengalaman tidak menyenangkan bagi satu dari empat orang.

"Lebih dari sepertiga mengakui mereka kesal oleh orang tua yang tidak dapat mengendalikan anak-anak mereka selama perjalanan," ujarnya.

Penelitian mengungkap 40 persen orang cukup terganggu dengan tangisan bayi yang menjerit saat menjelajah ribuan kaki di udara. Satu dari empat orang terganggu oleh balita yang terlalu bersemangat.

Menurut penelitian, ruang pribadi sangat penting dalam penerbangan. Sebanyak 54 persen tidak suka kenyamanan mereka terganggu oleh orang di belakang mereka yang menendang punggung kursi mereka.

Sebanyak 37 persen dari mereka yang disurvei tidak dapat menahan orang asing yang mencoba berbicara dengan mereka selama penerbangan. Sebanyak tiga dari 10 mengatakan mereka hanya bisa mentoleransi obrolan sebelum lepas landas.

Ketika gangguan menjadi terlalu banyak, hanya satu dari enam yang pernah mengeluh kepada pramugari tentang masalah ini. Kendati begitu, 62 persen dari mereka yang disurvei mengatakan menikmati dan menemukan pengalaman 'santai'.

Emma Grimster menyarankan jika Anda berencana bepergian dengan anak-anak selama istirahat setengah semester, maka persiapkan langkah terorganisir yang akan membuat mereka sibuk atau tenang. Sehingga jika mereka tenang, maka akan membuat pengalaman perjalanan Anda senyaman yang Anda dan keluarga harapkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement