Rabu 23 Jan 2019 05:39 WIB

Malas Kembali Bekerja Setelah Liburan? Begini Triknya

Rutinitas pekerjaan bisa menyenangkan dengan melatih pola pikir.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Bekerja di kantor.
Foto: CNN
Bekerja di kantor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap liburan pasti akan berakhir. Namun, tak semua orang merasa siap kembali menghadapi rutinitas kerja setelah liburan yang menyenangkan berakhir.

Kembali bekerja setelah liburan panjang mungkin akan terasa memberatkan dan tak menyenangkan. Namun, bukan hal mustahil untuk mengubah perasaan negatif terhadap pekerjaan ini menjadi lebih positif dan menyenangkan.

Kembali kepada rutinitas pekerjaan bisa terasa menyenangkan bila pekerja bisa melatih pola pikir. Secara teori, pola pikir bisa dibagi ke dalam dua kategori, yaitu pola pikir yang tetap dan tak bisa diubah (fixed) dan pola pikir yang berkembang (growth).

Seseorang dengan pola pikir tak bisa diubah cenderung berpikir mereka tak bisa mengubah kemampuan mereka. Sebaliknya, seseorang dengan pola pikir berkembang mempercayai mereka dapat beradaptasi dan memperbaiki diri seiring berjalannya waktu.

Mengasah pola pikir agar menjadi pola pikir berkembang dapat memberi keuntungan tersendiri, termasuk bagi para pekerja yang merasa berat untuk kembali kepada rutinitas setelah liburan panjang. Alasannya, pola pikir berkembang memiliki efek yang besar terhadap motivasi, proses belajar dan pencapaian seseorang.

Pola pikir berkembang merupakan teori pembelajaran yang dikembangkan Carol Dweck. Pada dasarnya tidak ada cara tetap untuk menumbuhkan pola pikir berkembang di dalam diri, namun hal terpenting yang diperlukan adalah latihan.

"(Pola pikir berkembang) berarti latihan, dan ketika Anda membuat sebuah kesalahan Anda kembali dan mengulang bagian itu lagi dan lagi hingga Anda melakukannya dengan benar," kata psikolog sosial dari University of Melbourne Profesor Jill Klein seperti dilansir ABC.

Kebahagiaan saat bekerja juga bukan ditentukan oleh tipe pekerjaan yang dilakukan, tetapi bagaimana suatu pekerjaan terhubung dengan nilai yang dimiliki pekerja. Penting bagi pekerja untuk mengenali nilai-nilai ini dengan baik.

"Ketika saya berbicara mengenai nilai, saya sebenarnya berbicara mengenai hal-hal yang dapat membuat Anda tersenyum," tambah Klein.

Melatih pola pikir berkembang juga bisa dilakukan ketika menghadapi sebuah kritik. Pekerja dengan pola pikir fixed cenderung berpikir. "Saya tidak memiliki kemampuan itu" atau "Saya tidak akan pernah melakukan ini dengan baik" ketika mendapatkan kritik.

Untuk mengubah pola pikir ini menjadi pola pikir berkembang, pekerja perlu melihat kritik dari sudut pandang lain. Pekerja perlu menumbuhkan niat untuk belajar dari kesalahan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement