REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peran suami selama masa kehamilan sangatlah krusial. Meski janin dikandung oleh perempuan, namun kehamilan juga menjadi tanggung jawab suami.
Untuk itu, suami harus terlibat aktif dalam menjaga, mendukung, dan menemani isteri menjalani masa kehamilannya. Psikolog dari Tiga Generasi, Putu Andani menjelaskan, sejak awal kehamilan, suami perlu mengucapkan komitmennya untuk mau terlibat dalam setiap fase kehamilan. Kesediaan dari suami itu tidak bisa disepelekan, karena akan sangat berpengaruh pada kesehatan mental ibu hamil dan janin.
"Di mindset ibu-ibu tertanam bahwa kehamilan itu kan bikinnya berdua, jadi tanggung jawab berdua. Tapi bapak-bapak seringkali lupa akan hal itu, karena dia tidak merasakan langsung bagaimana rasanya ada janin di dalam tubuhnya. Jadi ya sering kali ibunya marah, jengkel sendiri, dan bapak-bapak tidak mengerti apa yang dirasakan istrinya,” kata Putu dalam sebuah diskusi yang diinisiasi Danone di Jakarta, Selasa (17/9).
Untuk itu, ketika istri dipastikan hamil, penting untuk membangun komunikasi yang jelas dan terbuka antara pasangan suami-istri. Sang istri, contohnya, bisa mengomunikasikan setiap perubahan yang dialaminya dari trimester pertama sekaligus memberi tahu apa yang harus dilakukan suaminya.
“Ketika masa kehamilan, perubahan akan terjadi setiap hari, setiap bulan. Tentu istri berharap suaminya selalu ada. Jadi suami bisa memberi perhatian dan jika tidak paham apa yang harus dilakukan, suami bisa bilang ‘aku kurang paham, jadi tolong kasih tahu apa yang harus aku lakukan’ misalnya. Jangan sampai debat kusir. Komunikasinya harus diperjelas,” kata dia.
Ketika hamil, menurut Putu, seorang ibu akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perubahan psikologis seperti tingkat stres yang lebih tinggi dan lain-lain. Karena itu perlu ada penanggulangan stres yang tepat dapat membantu ibu mengelola tekanan stres secara sehat, salah satunya melalui dukungan suami.
“Sebenarnya jika dilanda stres ibu bisa mulai bertanya pada diri sendiri, mencoba mengendalikannya sendiri. Namun, itu saja tidak cukup, support system dari suami, keluarga, bahkan teman dekat sangat penting," kata Putu.