Senin 28 Jun 2010 00:42 WIB

Menikmati Nasi Goreng di "Warung Enak" Shanghai

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI--Matahari baru naik hingga di atas kepala, ketika 40 meja dan 160 kursi rotan terisi penuh, padahal satu jam sebelumnya, pelataran di samping gerbang masuk paviliun Indonesia pada ajang World Expo, di Shanghai, China, masih sepi.

Pada saat itu hanya ada lima sampai tujuh pembeli yang keluar dari paviliun untuk membeli minuman dalam kemasan. Selebihnya pengunjung langsung pergi ke paviliun negara lainnya.

Siapa pun yang mengunjungi paviliun Indonesia, pasti melintasi kawasan berisi meja kayu dan kursi rotan warna hitam itu, dengan papan mencolok bertulis "Warung Enak".

Sesuai dengan namanya, makanan di Warung Enak agaknya cocok dengan selera pengunjung "World Expo" atau Pameran Dunia, yang sebagian besar merupakan warganegara tuan rumah, China.

Menu nasi rames yang dilengkapi opor ayam, kentang balado, sayur capcay, dan kerupuk, serta menu lain seperti nasi goreng, mie goreng, sup buntut (menu khusus), sate sapi, sate ayam, ayam goreng, dan makanan ringan seperti lumpia, laris manis pada pada jam makan siang bahkan hingga malam hari.

"Makanan favorit di sini, nasi goreng," kata Wakil Direktur Paviliun Indonesia, Pratito Soeharyo ketika ditemui di kantor paviliun Indonesia yang berhadap-hadapan dengan Warung Enak.

Ada cita rasa berbeda antara nasi goreng Indonesia dan China. Nasi goreng Indonesia memiliki cita rasa khusus dengan campuran kecap manisnya. Itulah yang menyebabkan nasi goreng Indonesia tampak lebih gelap dibandingkan warna nasi goreng China.

Selain itu, pada masakan lainnya, juga ada rasa berbeda dari masakan China, karena masakan Indonesia menggunakan kunyit dan kemiri sebagai bumbu penambah rasa.

Menurut Tito, sapaan Pratito, pada awal Pameran Dunia berlangsung sejak 1 Mei sampai awal Juni, Warung Enak menggunakan koki dari Hotel Indonesia.

"Tadinya Pak Pandi dari Hotel Indonesia yang masak. Sekarang dia sudah pulang dan kokinya ganti," katanya.

Kendati koki telah berganti, jumlah pengunjung yang makan tidak berkurang dan nasi goreng tetap menjadi makanan favorit restoran itu. "Setiap hari tidak kurang dari 2.000 porsi makanan terjual di warung itu," ujar Tito.

Harga nasi goreng, mie goreng, nasi rames, dan makanan utama lainnya sebesar 48 yuan. Sedangkan berbagai jenis minuman ringan dan air mineral 10 yuan.

Bisa dihitung berapa omzet per hari Warung Enak, bila rata-rata harga total satu porsi makanan dan minuman sekitar 58 yuan. Omzet warung itu setidaknya mencapai 116 ribu yuan atau sekitar Rp157,18 juta dengan asumsi satu yuan sama dengan Rp 1.355.

"Saya makan di sini (Warung Enak) karena kebetulan bertepatan dengan makan siang dan rasanya cocok," kata pengunjung yang sedang menikmati nasi goreng.

Tidak hanya pengunjung yang berasal dari China yang makan di warung tersebut. Nampak 1-2 orang berperawakan bule makan pula di warung itu.

Sedangkan bagi orang Indonesia sendiri, cita rasa masakan Warung Enak kurang pas.

"Nasinya agak keras, dan bumbunya masih terasa ada yang kurang," kata Gandhi Priyambodo, mantan Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Tiongkok (PERMIT). Kendati demikian, satu piring nasi rames habis disantapnya.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement