Ahad 23 Aug 2015 13:23 WIB

20 Negara Ramaikan Kompetisi Selancar Layang di Banyuwangi

Bupati Azwar Anas membuka Kompetisi Selancar Layang.
Foto: dok ist
Bupati Azwar Anas membuka Kompetisi Selancar Layang.

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI -– Sebanyak 52 peselancar layang (kiteboarder) dari 20 negara unjuk kemampuan dalam ajang Tabuhan Island Pro Kiteboarding di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu-Minggu (22-23/8/2015). Di antaranya dari Belanda, Jerman, Austria, Prancis, Swedia, Finlandia, Rusia, Lithuania, Inggris, Brazil, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, Australia, dan China.

Ajang bergengsi ini melombakan kategori racing (marathon), freestyle, back air, dan high speed dengan total hadiah Rp 100 juta yang disediakan Pemkab Banyuwangi dan sejumlah perusahaan besar di industri selancar seperti Rip Curl, Rip Curl School of Surf, Airush, Huna Boards, Freedom Kiteboarding Magazine, dan Beach Hut and Surftime. Event ini juga didukung distributor peralatan kiteboarding (selancar layang) dan windsurfing (selancar angin) terbesar di dunia, yaitu Best Kiteboarding.

Race Director Tabuhan Island Pro Kiteboarding, Jeroen van Der Kooij, mengatakan, Pulau Tabuhan benar-benar menjadi surga baru bagi para kiteboarder. Puluhan atlet profesional asing sangat menikmati kompetisi tersebut.

"Pulaunya bersih, berpasir putih, lautnya biru, dan anginya sangat sesuai, yaitu di atas 20 knot, dan itu tidak dimiliki Bali yang anginnya hampir tidak pernah di atas 15 knot. Ini paling disukai para peselancar. Sayang masih belum begitu dikenal, tapi ini secara bertahap pasti akan semakin dikenal karena promosi Banyuwangi cukup gencar, termasuk dengan event ini," ujar pria asli Belanda tersebut, Ahad (23/8).

Dia optimistis Pulau Tabuhan bakal menjadi lokasi idola bagi pencinta kiteboarding. "Pulau Tabuhan ini spesial. Saya sudah datangi banyak tempat berselancar, dan tidak ada yang anginnya sekonstan di Pulau Tabuhan. Kecepatan angin di Bali terlalu rendah, sehingga peselancar layang membutuhkan layang-layang paralayang yang lebih besar. Angin di Bali juga tidak konstan, sehingga para peselancar layang dan angin lebih banyak menunggu. Hanya saja Bali lebih terkenal duluan, sehingga banyak yang pergi ke sana berselancar. Saya yakin Pulau Tabuhan bisa mengambil pasar peselancar layang yang selama ini bepergian ke Bali," ujarnya.

Peselancar dari Australia, Joshua Stephens, menambahkan, Pulau Tabuhan adalah lokasi yang tepat untuk para peselancar layang profesional. “Kombinasi karakteristik angin yang sesuai dan pulau yang indah membuat kompetisi ini sangat berkesan," ujarnya.

“Kami sangat antusias untuk mengikuti kompetisi ini. Beberapa waktu lalu saya mengikuti event serupa di Australia, namun anginnya tidak sebagus seperti di Pulau Tabuhan. Pulaunya pun masih alami dan natural, ombaknya tidak terlalu besar sehingga cocok sekali untuk selancar layang. Saya ingin lebih tinggal lebih lama di sini,” kata Patrick Nigel, peselancar dari Jerman. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement