REPUBLIKA.CO.ID, MUNTOK -- Sirene suara kapal Mutiara Pertiwi memecah petang. Tampak samar, kapal ferry itu mulai bergerak menjauh dari pelabuhan Tanjung Kalian. Pelabuhan ini berada di moncong sebelah barat Pulau Bangka. Lautan terhampar adalah selat Bangka yang membatasi antara Pulau Bangka dan Pulau Sumatera.
Seiring bergeraknya kapal menuju Palembang, langit di atas wilayah Muntok, Kabupaten Bangka Barat, juga mulai memerlihatkan wajahnya yang samar.
Tak terlihat langit yang berwarna jingga keemasan sebagai penanda telah membenamnya sang mentari di ufuk barat. Warna yang tampak di langit pada saat itu hanya berwarna putih keabuan-abuan saja akibat kiriman kabut asap dari Pulau Sumatera.
Pandangan pun tak mampu menembus batas cakrawala meski sudah menyaksikannya dari puncak bangunan menara suar Tanjung Kalian. ''Kalau tidak tertutup kabut, kita sebenarnya bisa melihat Pulau Sumatera,'' kata Erwin, pria asal Pangkalpinang yang menjadi pemandu wisata.
Menara suar Tanjung Kalian ini adalah bangunan tertinggi di Kabupaten Bangka Barat. Untuk menaklukkannya, butuh usaha yang cukup memeras keringat. Maklum saja, bangunan menara suar ini memiliki ketinggian secara garis lurus 56 meter.