Rabu 28 Oct 2015 14:10 WIB

Pengunjung Paviliun Indonesia Hampir 4 Juta, Ini Alasannya

Upacara bendera 17 Agustus di Paviliun Indonesia, Milan Expo 2015 pada Senin (17/8).
Foto: Republika/Erik PP
Upacara bendera 17 Agustus di Paviliun Indonesia, Milan Expo 2015 pada Senin (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Ichsan Emrald dari Milan, Italia

MILAN -- Panggung Indonesia di pentas dunia, World Milan Expo semakin diminati khalayak khususnya warga Italia. Meski sempat mendapat cibiran dari warga Indonesia sendiri awal Mei lalu, namun ternyata pengunjung Paviliun Indonesia hampir dua kali lipat dari target semula dua juta orang.

"Hingga menjelang penutupan pukul 23.00 waktu Milan, 27 Oktober ini, pengunjung Indonesia mencapai lebih dari 3,7 juta pengunjung," tutur panitia di Paviliun Indonesia, Winny Cinthya, Selasa (27/10). Per hari, ucap dia, pengunjung yang datang bisa mencapai 40 ribu orang.

Hal ini berbanding terbalik dengan waktu awal pembukaan yaitu hanya dua ribu hingga empat ribu orang. Hingga kemudian, setelah Indonesia menampilkan berbagai atraksi budaya, pertunjukan seni dan pemecahan rekor Tumpeng tertinggi dan terbesar untuk Guiness World Records, pengunjung baik dari Italia maupun negara lainnya membludak.

Chief Operational Officer Paviliun Indonesia, Benardi Dharmawan menjelaskan sebenarnya target awal Ketua Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN), almarhum Didi Petet untuk pengunjung Paviliun Indonesia adalah 2,5 juta pengunjung. Seiring semakin membludaknya pengunjung World Milan Expo 2015, pengunjung Paviliun Indonesia pun meningkat.

Ia pun mengaku membludaknya pengunjung di luar ekspetasi panitia dan pengurus Paviliun Indonesia. Cuma ia yakin ada beberapa hal yang mendorong masyarakat dunia, khususnya warga lokal datang ke Paviliun Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement