Kamis 29 Oct 2015 14:00 WIB

Nikmatnya Mencicipi Rempah-Rempah di Paviliun Indonesia

Pengunjung Paviliun Indonesia di Milan Expo
Foto: Ichsan Emrald/Republika
Pengunjung Paviliun Indonesia di Milan Expo

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Ichsan Emrald dari World Expo Milan/Italia

Hari-hari di Kota Milan kini semakin dingin, meski waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi. Walau begitu ribuan orang warga Milan dan turis yang datang tampaknya tak peduli. Mereka sudah datang dan mengantri di beberapa paviliun negara peserta World Milan Expo 2015.

Ketika jurnalis Republika, Ichsan Emrald Alamsyah, mengunjungi Milan Expo, antrian panjang mengular di depan 'panggung' Indonesia di pentas dunia. Ada sekitar 100 orang yang mengantri di depan Paviliun Indonesia.

Hingga kemudian penjaga gerbang, membuka garis antrian, tangan bersedekap dan mengucapkan, "Selamat pagi, selamat datang di Paviliun Indonesia,". Begitu masuk, mata pengunjung langsung disuguhi Patung Dewi Sri.

Cuma, sebagian besar pengunjung lebih tertarik memainkan angklung khas Indonesia. Sambil menggerakkan seakan-akan mendetingkan, pengunjung tampak takjub suara yang dihasilkan angklung berirama seperti tangga nada.

Setelah itu, sebagian besar pengunjung langsung mengarah ke hamparan rempah yang ditempatkan di wadah kayu membentuk kepulauan Indonesia. Sebagian mencium, menjilat, bahkan mengunyah rempah-rempah.

"Ini jenis rempah apa," tutur seorang perempuan mengagetkan Republika dari belakang. Ia bertanya karena mengira Republika adalah salah satu panitia Paviliun Indonesia. Ternyata pengunjung bernama Gloria tak tahu salah satu 'rempah' yang ditampilkan di Paviliun.

Perempuan cantik berambut pirang ini menunjuk ke salah satu rempah yang sebenarnya biji kopi. Ia juga tampak ragu ketika melihat ketumbar.

Cuma sebagian lagi ia mengaku tahu karena perempuan asli Milan ini pecinta kuliner India. "Saya tahu ini jinten karena sering saya gunakan, tapi sebagian lagi tak ada di Italia, terutama ini (menunjuk ke cengkeh)," ucap dia mengakhiri pembicaraan.

Malah, Anna, seorang yang mengaku sebagai siswi ataupun mahasiswi tak tahu beragam rempah yang disajikan. Gadis berambut hitam dengan mata biru terang ini pun harus mencicipi untuk tahu rasanya.

"Rasanya sebagian seperti bumbu di restoran Cina,"ucap dia tertawa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement