Rabu 02 Dec 2015 08:58 WIB

Menguak Potensi Kota Tual, Mutiara dari Tenggara

Pulau Bair, andalan wisata Kota Tual.
Foto: Ist
Pulau Bair, andalan wisata Kota Tual.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra

Pulau Bair, Kota Tual, Provinsi Maluku, mungkin masih menjadi nama asing bagi banyak orang di Indonesia. Namun perlahan tapi pasti, keindahan pulau tersebut kini mulai di sejajarkan dengan Kepulauan Raja Ampat, di Papua Barat.

Kota Tual tadinya masuk Kabupaten Maluku Tenggara. Mulai berdiri sendiri bersamaan dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007. Jadi, maklum namanya belum banyak dikenal masyarakat Indonesia.

Padahal sejak lama kawasan Kota Tual yang terdiri 66 pulau memiliki keindahan bahari yang luar biasa. Banyak pantai dengan air laut masih jauh dari tercemar. Pasir putih yang sangat memberikan pengalaman, sensasi dan pesona tersendiri bagi wisatawan.

Nah, di antara kekuatan wisata bahari di Kota Tual, Pulau Bair, akan menjadi tempat tak terlupakan. Pulau Bair memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda dengan pulau pulau kecil di sekitarnya. Yakni memiliki dua teluk dengan air laut jernih dan tenang berwarna biru kehijauan, vegetasi mangrove dan tebing batu.

Pulau ini dengan demikian menjadi tempat asyik untuk berwisata bahari. Bukan saja untuk berselfie dengan latar belakangnya yang menawan, tapi juga kegiatan menyelam, snorkel, dan mamancing. Pulau ini terlindungi gelombang laut sehingga cocok untuk berperahu kano dan jet ski. Sekilas Pulau Bair mirip dengan Raja Ampat, Papua. Atau bisa saja disebut sebagai Raja Ampat-nya Maluku.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tual Siti Tamher menjelaskan, untuk menuju Pulau Bair tentunya harus menuju Kota Tual terlebih dahulu. Nah, dari terminal Kota Tual melakukan perjalanan darat atau angkutan umum menuju Desa Dullah yang membutuhkan waktu 30 menit.

"Dari dermaga Desa Dullah Darat selanjutnya melakukan perjalanan laut dengan menyewa perahu speed boat,” kata Siti saat ditemui ketika Kota Tual menggelar ekspose di kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Jakarta, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement