Jumat 08 Apr 2016 12:04 WIB

Perkuat Pariwisata, Pemalang Siapkan 'City Branding'

Wisatawan menikmati wisata Pantai Widuri, Pemalang, Jawa Tengah, Senin (25/5).
Foto: Republika/Raisan al Farisi
Wisatawan menikmati wisata Pantai Widuri, Pemalang, Jawa Tengah, Senin (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Punya potensi pariwisata yang baik membuat Kabupaten Pemalang berbenah. Salah satunya dengan meluncurkan logo dan slogan (City Branding) melalui sayembara yang akan berlangsung hingga Mei mendatang.

Junaedi, Bupati Pemalang mengatakan, selama ini keberadaan wilayahnya sebagai destinasi wisata masih tertinggal dengan daerah-daerah yang ada di sekitarnya.

Salah satu penyebabnya, Pemalang masih menjadi kota transit bagi mereka yang bepergian melalui jalur pantai utara jawa. Pemalang masih kalah pamor dengan dua kota yang mengapitnya, Pekalongan dan Tegal.

"Karena itu city branding diharapkan bisa menjadi alat untuk memperkenalkan atau branding Kabupaten Pemalang. Pemalang dapat terangkat, eksistensinya juga bisa dikenal seperti kabupaten-kabupaten lain," ujar Junaedi saat berbincang dengan wartawan, Kamis (7/4) kemarin.

Menurut Junaedy, city branding yang sedang disayembarakan ini akan mencerminkan identitas, sejarah, budaya dan gaya hidup Kabupaten Pemalang yang berpedoman pada unsur-unsur keindahan, komunikatif, hijau, lancar, aman dan sehat.

Junaedi optimistis Pariwisata di Pemalang akan berkembang dalam beberapa waktu ke depan. Atraksi atau destinasi yang dimiliki sebagai syarat utama yang dimiliki Pemalang cukup beragam.

Pertama, jelas Junaedi, sebagai kabupaten penyangga pangan nasional, Pemalang memiliki 2.000 hektare sawah yang menghasilkan 700 ribu ton beras per tahun. Di dalamnya terdapat berbagai atraksi budaya yang dapat menjadi potensi pariwisata.

"Begitu juga dengan agropolitan lain, kita memiliki buah khas nanas madu. Ini datangnya dari Pemalang," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement