Oleh: Angga Indrawan, Wartawan Republika Online
Berulang kali warga berpesan atau ada saja yang melarang perjalanan kami dari Kota Garut menembus jalur selatan pada pekan itu. Beberapa hari terakhir, kata warga, sudah banyak yang mengalami kecelakaan melewati jalur tersebut. Jalur Selatan Garut memang dinilai cukup rawan pada musim yang tak menentu beberapa bulan terakhir. Mulai dari tanah longsor, hujan, kabut, hingga jalur licin dan sempit yang berkelok-kelok.
Pesan itu tidak lantas menciutkan perjalanan kami menembus kaki gunung, menuruni lembah, menyapa tirai kabut yang menggayut di beberapa kaki gunungnya. Perjalanan ini akan mempertemukan kami dengan pesona pesisir Selatan Garut: puluhan pantainya yang indah.
Jalan berliku melipir di banyak kaki gunung. Sulit jika disebutkan satu per satu kaki gunung apa saja yang dilalui. Sama sulitnya jika juga harus dihitung berapa kelok yang dijumpai sepanjang perjalanan.
Sesekali jendela kendaraan kami buka, membiarkan harum wangi kebun teh menyusup masuk kendaraan. Banyak perkebunan teh sepanjang perjalanan mulai dari Cikajang, Cisaruni, hingga beberapa kebun teh yang dikelola perseorangan.
86 kilometer persisnya perjalanan kami lalui saat itu. Tibalah di satu kecamatan yang sebelumnya saya anggap lucu namanya. Pameungpeuk, entah karena pelafalannya yang memang begitu berirama Sunda, atau memang nama yang begitu unik didengar. Pameungpeuk, satu kecamatan di selatan Kabupaten Garut. Garut sendiri memiliki total 42 kecamatan. Membuatnya terlihat gemuk, hingga wacana pemekaran wilayah Garut Selatan menjadi hal yang seksi dibahas.
Lalu keindahan pantai apa saja yang bisa tergambarkan di Garut Selatan? Berikut ulasannya