Rabu 17 Aug 2016 09:58 WIB

Belajar Sejarah Pecinan Jakarta Lewat Candra Naya

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Gedung Candra Naya
Foto: Republika/Santi Sopia
Gedung Candra Naya

REPUBLIKA.CO.ID, Saat melintasi jalan Gajah Mada, Jakarta, boleh jadi bangunan kuno berarsitektur Cina ini tak akan terlihat secara kasat mata. Ini karena lokasinya yang berada atau tertutup gedung-gedung pencakar langit.

Bangunan kuno yang kini berada di dalam kawasan Hotel Novotel itu bernama Candra Naya, sebuah cagar budaya yang merupakan bekas kediaman Mayor Khouw Kim An terakhir di Batavia pada 1910-1918 dan diangkat kembali 1927-1942.

Candra Naya menjadi tempat dimulainya Special Walking Tour Chinese Old Town & Batavia Old Town yang

diiniasi Jakarta Food Adventure (JFA) bersama para blogger dan media, beberapa waktu ini.

Ira Lathief selaku pendiri JFA dan Idfi Pancani menuturkan kilas sejarah Candra Naya. Dahulunya, di

sini boleh dibilang merupakan sebuah pusat kegiatan, terutama aktivitas pendidikan dan kesehatan etnis

Tionghoa. Bangunan ini banyak digunakan pascainsiden pembantaian etnis Tionghoa pada 1740 yang menelan hingga  10 ribu jiwa. Candra Naya kala itu akhirnya ikut dibakar.

Namun gara-gara peristiwa itu, rumah ini kemudian bisa diibaratkan menjadi markas komunitas Tionghoa.

Terlebih untuk membantu penyuluhan masalah hukum secara gratis, lalu menjadi lembaga hukum formal

pertama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement