Selasa 23 Jan 2018 08:40 WIB

Bali Masih Tujuan Wisata Cina Saat Imlek

Tempat yang suhu udaranya lebih hangat menjadi favorit.

Terdampak Langsung Erupsi. Wisatawan berlibur di Pantai Kuta, Bali, Senin (27/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Terdampak Langsung Erupsi. Wisatawan berlibur di Pantai Kuta, Bali, Senin (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIJING -- Pulau Bali masih menjadi salah satu tujuan wisatawan asal Cina. Terutama saat liburan Tahun Baru Imlek pada 15-22 Februari 2018.

"Pulau Phuket, Pulau Bali, Pulau Saipan, dan beberapa tempat yang udaranya lebih hangat banyak menerima pesanan paket wisata," demikian laporan yang dikeluarkan Asoasi Perjalanan Wisata China (CATS) dan Tuniu, agen perjalanan wisata, Selasa (22/1).

CATS dan Tuniu sama sekali tidak menyinggung dampak letusan Gunung Agung yang sempat mengakibatkan kepanikan para wisatawan asal Cina beberapa waktu lalu. Kedua lembaga tersebut menyatakan bahwa masyarakat daratan Cina itu tidak akan melewatkan liburan yang bertepatan dengan liburan semester sekolah.

"Perjalanan wisata akan tumbuh menjadi salah satu pilihan utama warga Cina dalam merayakan Tahun Baru Imlek," tulis CATS dan Tuniu sebagaimana dikutip Chinanews.com.

Tempat-tempat yang suhu udaranya lebih hangat, seperti kawasan perkotaan dan kepulauan menjadi tujuan favorit, demikian laporan People's Daily.

Untuk wisata domestik, wilayah selatan Cina, seperti Pulau Hainan, Provinsi Yunnan, Provinsi Guangdong, dan Provinsi Fujian bakal kebanjiran wisatawan, terutama dari warga wilayah utara, barat, barat daya, dan timur laut China yang udaranya rata-rata di bawah 0 derajat Celcius.

Sementara untuk wisata ke luar negeri, warga Cina akan mengunjungi Thailand, Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia. "Saya sudah pesan tiket pesawat dan hotel di Yogyakarta dan di Kuta (Bali) jauh-jauh hari sebelumnya," kata Lielee, warga Beijing yang akan berlibur di Indonesia selama dua pekan bersama suami dan kedua mertuanya, kepada Antara.

Kementerian Pariwisata Cina (CNTA) mengumumkan hasil survei yang menyebutkan bahwa sepanjang 2017 warga setempat rata-rata melakukan 3,7 kali perjalanan wisata domestik dengan pengeluaran rata-rata 914 Reminbi/RMB (Rp1,83 juta) per perjalanan.

Data CNTA juga menyebutkan bahwa warga Cina telah melakukan lima miliar perjalan wisata domestik pada 2017 sehingga memberikan sumbangan pendapatan negara tersebut sebesar 4,57 triliun RMB (Rp 9.140 triliun). Jumlah perjalanan wisata ke luar negeri sepanjang tahun lalu menembus angka 129 miliar, demikian CNTA.

Ctrip, penyedia layanan jasa wisata berbasis daring terbesar di China, menyebutkan bahwa 55 persen perjalanan wisata dilakukan oleh kaum perempuan. Thailand, Jepang, AS, Indonesia, Singapura, Maladewa, Vietnam, Australia, Italia, dan Rusia merupakan 10 besar negara tujuan wisatawan China sepanjang tahun lalu, demikian Ctrip.

Pada tahun lalu, Kementerian Pariwisata RI menargetkan 2,5 juta kunjungan wisata dari Cina. Namun target tersebut tidak berhasil dicapai karena serangkaian peristiwa letusan Gunung Agung pada akhir bulan November 2017.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement