REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur, terpilih sebagai "Pulau Terindah di Dunia" versi majalah Focus terbitan Jerman. Hal itu diungkapkan Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pariwisata NTT di Kupang, Senin (26/2).
"Kami berterima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi kepada majalah 'Focus' di Jerman yang belum lama ini tela memilih Sumba sebagai "The best beatiful Island in the World--Pulau terindah di dunia," katanya kepada Antara saat dihubungi.
Ia mengemukakan, sejumlah alasan majalah internasional dengan oplah penjualan mencapai 5 juta eksemplar yang disebarkan ke berbagai negara di dunia itu memilih Pulau Sumba karena kekayaan alam dan budayanya yang melimpah.
Pulau Sumba yang berada di selatan NTT itu, lanjutnya, memiliki keindahan padang sabana yang luas yang jarang ditemukan di dunia serta alam laut dan pantai yang sangat eksotis.
Selain itu, Pulau Sumba memiliki potensi kekayaan wisata megalitik yang unik di dunia, serta berbagai produk budaya seperti tenun ikat, rumah adat, serta budaya berkuda Pasola yang sudah kesohor.
"Lembaga international bird life juga telah menetapkan kawasan Taman Nasional Matalawa di Sumba sebagai important bird area karena ada 10 jenis burung endemik yang hidup di sana," katanya.
Marius meyakini, terpilihanya sumba sebagai pulau terindah di dunia itu akan membawa dampak promosi secara internasional yang akan segera diketahui jutaan orang di berbagai belahan dunia.
"Wisatawan internasional juga pasti bertanya-tanya di mana letak Pulau Sumba ini sehingga memungkinkan mereka untuk berkunjung. Memang saat ini kunjungan wisatawan ke Sumba terus meningkat dari waktu ke waktu," katanya.
Menurut Marius, semakin dikenalnya Pulau Sumba sebagai daerah wisata unggulan di provinsi berbasiskan kepulauan itu menunjukkan bahwa upaya promosi dan pemasaran melalui kegiatan pariwisata mulai membuahkan hasil.
Sumba yang terbagi dalam empat wilayah administrasi pemerintahan kabupaten, memiliki event pariwisata tahunan yang terkenal yaitu parade ribuan kuda sandelwood yang dipaduhkan dengan festival tenun ikat.
"Artinya branding yang kita jual untuk pengembangan pariwisata di Sumba melaliui event ini sudah menunjukkan hasil positif karena sudah menyita perhatian masyarakat mancanegara," katanya.
Marius menambahkan, riset ilmiah yang dilakukan bersama perguruan tinggi setempat juga menunjukkan bahwa Pulau Sumba sudah menjadi pilihan ketiga tujuan wisata ke NTT setelah Taman Nasional Komodo (TNK) dan Labuan Bajo di Pulau Flores bagian barat.
"Memang sebelumnya minat kunjungan wisatawan setelah Taman Nasional Komodo yaitu ke Kelimutu Kabupaten Ende, namun sekarang pilihannya sudah beralih ke Sumba," katanya lagi.
Ia memastikan pemerintah daerah akan terus berkoordinasi meningkatkan promosi dan pemasaran berbagai potensi pariwisata, tidak hanya di Sumba, namun juga semua daerah di provinsi berbasiskan kepulauan itu karena masing-masing telah didukung dengan kekayaan pariwisata yang beraneka ragam.