REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan semakin banyak tantangan untuk mendatangkan 1,7 juta wisatawan asal Singapura ke Indonesia. Pitana dalam acara Natas Travel Fair di Singapura, Ahad (25/3), mengatakan untuk mencapai target kunjungan 1,7 juta wisatawan mancanegara (wisman) Singapura ke Indonesia perlu strategi khusus.
"Strategi yang diterapkan harus benar-benar tepat sasaran karena angka 1,7 juta ini angka yang sangat besar," katanya. Tahun lalu, Indonesia berhasil menjaring 1.512.813 wisman asal Singapura untuk berkunjung ke Indonesia.
Pada 2018, target tersebut didongkrak menjadi 1,7 juta kunjungan wisman khusus dari Singapura. Angka itu merupakan target kedua tertinggi setelah target wisman asal Cina yang tahun ini ditetapkan di atas 2 juta.
Menurut Pitana, negara kompetitor Indonesia kini semakin gencar mempromosikan destinasi-destinasi wisata mereka di Singapura. Thailand, Vietnam, dan Malaysia merupakan negara-negara yang sangat gencar berpromosi untuk mengajak generasi muda Singapura datang ke negara mereka.
"Perlu analisis siapa saja pasar kita di Singapura. Jadi mereka ternyata tidak semuanya teredukasi dengan baik soal Indonesia," katanya.
Pasar Singapura selama ini dipetakan dalam tiga segmen yakni etnis Cina (70 persen populasi), Melayu (15 persen), dan selebihnya adalah etnis India dan ekspatriat. Pitana mengaku ingin menyasar dan membidik segmen mayoritas masyarakat Singapura yakni etnis China yang selama ini ternyata belum teredukasi dengan baik soal destinasi wisata di Indonesia.
"Selama ini kita berpikir kampanye 'awareness' tentang Indonesia di Singapura tidak perlu ternyata justru penting. Jadi penting untuk menggencarkan promosi di sosial media, consumer selling, dan advertising," katanya.
Country Manager Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Singapura Sulaiman Shehdek membenarkan perlunya edukasi tentang Indonesia kepada masyarakat di Singapura. Ia mencontohkan beberapa yang dapat dilakukan di antaranya kampanye atau promosi melalui sosial media, televisi, consumer selling, dan endorsement.
"Aksi yang bisa dilakukan juga kerja sama dan bermitra dengan airlines dan biro perjalanan wisata lokal di sini untuk memasarkan paket wisata ke Indonesia," katanya.
Managing Director Chacha Tours & Travel Shelly Henry yang selama ini menyasar pasar wisman Singapura mengaku perlu dukungan pemerintah untuk mengedukasi terkait destinasi wisata di Indonesia kepada masyarakat Singapura. "Selama ini misalnya Candi Borobudur hanya terkenal untuk Budhism saja, ternyata ketika kita jelaskan ke etnis Melayu di Singapura bahwa ada banyak hal bisa dilakukan di sana, akhirnya mereka tertarik untuk membeli paket Borobudur," katanya.
Tercatat Singapura selama ini merupakan salah satu negara yang menjadi kontributor jumlah wisman terbesar ke Indonesia. Pada 2017 misalnya, jumlah wisman Singapura ke Indonesia merupakan terbesar kedua setelah Cina.
Indonesia salah satunya berpartisipasi dalam acara Natas Travel Fair di Singapore Expo, Singapura pada 23-25 Maret 2018. Ajang itu diharapkan mampu mempertemukan industri pariwisata Indonesia dengan pengunjung NATAS Travel Fair dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Dalam ajang kali ini, Indonesia mengangkat destinasi Bali dan Kepri sebagai tema utama dan Kapal Phinisi sebagai "focus of interest". Selain itu branding dan promosi paket wisata Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan pada 18 Agustus-2 September 2018. Pada waktu yang bersamaan Indonesia juga turut serta berpartisipasi dalam ajang Travel Revolution 2018 di Marina Bay Sands, Singapura.