REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Telaga Tambing tidak hanya menarik wisatawan lokal, juga banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Mayoritas wisman yang bekunjung ke sini adalah peneliti dan penggemar berbagai jenis burung.
Menurut Kepala pos objek wisata Telaga Tambing, Asdin, Jumat, para wisatawan mancanegara sampai menjuluki Telaga Tambing sebagai surganya burung. Ratusan jenis burung hidup dan berkembang biak di lokasi objek wisata tersebut.
Karena itu, mereka sangat tertarik dan setiap tahun sampai beberapa kali datang ke Telaga Tambing hanya untuk mengamati dan menikmati suara burung.
Namun, agar burung tidak terusik, pihak Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) berusaha menjaga kelestarian alam hutan di wilayah itu.
Masyarakat di sekitarnya, kata Asdin, ikut bersama-sama menjaga agar flora dan fauna yang ada di sekitar objek wisata Telaga Tambing tetap berjaga dengan baik.
Masyarakat di wilayah tersebut sangat menjaga keberadaan hutan dan satwa, apalagi ada sekitar 30 persen burung di Telaga Tambing merupakan endemik. "Hanya ada di sekitar lokasi objek wisata Telaga Tambing," kata dia lagi.
Menurut dia, keunikan dan keindahan panorama alam hutan dan satwa menjadikan objek wisata yang terletak di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso itu paling banyak dikunjungi wisatawan, termasuk dari mancanegara.
Objek wisata itu berada pada ketinggian 1.700 meter dari permukaan laut dan memiliki hawa yang cukup dingin, sehingga orang yang akan menginap di lokasi Telaga Tambing harus menggunakan mantel/jaket atau selimut yang tebal untuk menghangatkan tubuhnya.
Spesies burung yang dapat dijumpai antara lain pecuk padi hitam sulawesi, sikatan dahi biru, burung madu, sungu kerdil, kepodang sungu biru, itik benjut, titihan telaga, dan malia.
Objek wisata Telaga Tambing berada dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu, salah satu cagar biosfer di dunia yang ditetapkan UNESCO pada 1977.