REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hati-hati bila sedang melancong ke New York. Seorang pria asal Italia yang baru saja berwisata ke New York dikagetkan oleh kedatangan FBI. Sejumlah anggota FBI muncul di rumahnya yang terletak di Sardinia lantaran pria tersebut sempat berswafoto di New York dengan atribut yang melambangkan ISIS.
Anggota FBI mendatangi pria yang tidak disebutkan namanya itu untuk meminta keterangan. Dilansir dari New York Post hari ini (6/4), rupanya turis Italia tersebut adalah korban dari rekayasa ISIS. Fotonya saat bepergian diambil dan diedit oleh ISIS sehingga seolah-olah dirinya adalah bagian dari kelompok radikal tersebut.
"Dia bilang dia menikmati jalan-jalan di New York. Saat diperlihatkan fotonya dengan penutup kepala berlogo ISIS, ia terkejut. Ia mengaku tak ada hubungan apapun dengan ISIS dan mengatakan foto itu hanyalah rekayasa," jelas Joint Terrorism Task Force Head, Bryan C. Parmaan.
Setelah ISIS mengunggah foto tersebut, para penyelidik FBI segera bekerja menelusuri identitas pria dalam foto. Diketahui foto itu diambil di depan Metropolitan Museum of Art dan telah direkayasa oleh ISIS dengan menempelkan lambangnya pada penutup kepala sang turis.
FBI meyakini 80 persen foto itu adalah rekayasa. Sedangkan 20 persen sisanya merupakan kemungkinan adanya anggota ISIS yang benar-benar dikirim ke lokasi tersebut. FBI melacak jejak turis Italia tersebut dari video dan kartu kredit yang digunakan selama berada di Negeri Paman Sam. Sebelum mendatangi rumahnya, FBI terlebih dahulu menemukan akun media sosial sang turis.
"Kami menelusuri keberadaannya dan saat tiba di rumahnya ia menyapa kami dengan sapaan 'Hey'. Ternyata ia adalah turis yang berlibur sebelum Natal. Dia memang punya penutup kepala hitam tapi tidak berlogo ISIS," jelas Parmaan.
Menurut dia, ISIS kerap mengedit foto-foto warga biasa yang berjalan-jalan di New York. Dengan menyematkan logo ISIS pada pakaian warga dan mengunggahnya ke internet, kelompok ini berharap bisa menyebarkan propaganda bahwa anggotanya tersebar di mana-mana. "Menurutku ini menunjukkan keputusasaan ISIS sampai-sampai mereka mengedit foto warga biasa agar nampak seperti simpatisannya," tutur Parmaan.