Senin 09 Apr 2018 10:01 WIB

Layang-Layang Pertama Dibuat dari Daun

Daun kering dijahit ke bambu halus dan dibentuk berlian.

Rep: MGROL 103/ Red: Indira Rezkisari
Layang-layang dari bahan daun koleksi Museum Layang-Layang di kawasan Pondok Labu, Jaksel.
Foto: MGROL 103
Layang-layang dari bahan daun koleksi Museum Layang-Layang di kawasan Pondok Labu, Jaksel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak kenal layang-layang? Permainan tradisional ini terbilang sangat sederhana untuk dimainkan. Bermodalkan selembar kertas tipis, benang, dan kayu tipis, sesorang dapat membuat layang-layang.

Diketahui pertama kali layang-layang dikenal oleh masyarakat Pulau Muna Sulawesi Tenggara. Layang-layang pada awalnya dibuat dari dedaunan kering yang dijahit menggunakan bambu halus dan biasanya berbentuk berlian atau diamond.

Daun-daun yang digunakan biasanya adalah daun dadap, daun lontar, atau daun pisang. Daun dibentuk sesuai dengan ciri khas wilayah masing-masing.

Penggunaan layang-layang juga tidak hanya untuk permainan. Di berbagai tempat, layang-layang berhubungan erat dengan ritual keagamaan, khususnya di wilayah Asia. Contohnya Jepang, layang-layang merupakan sebuah tanda sebagai hari kelahiran anak laki-laki, sedangkan di Malaysia dan Korea dipergunakan untuk mengusir roh jahat.

Di Indonesia tepatnya di Banyuwangi, Jawa Timur, layang-layang dipergunakan sebagai bentuk syukur saat musim panen padi berlangsung. Biasanya ditaruh padi di bagian kepala layang-layang.

"Yang ini layangan dari Banyuwangi, untuk syukuran habis panen padi, nah ada padinya di situ", jelas Asep, pengurus Museum Layang-Layang sambil menunjuk bagian kepala layang-layang.

Seiring perkembangan zaman, layang-layang sudah berubah fungsi menjadi sarana kreativitas. Layang-layang yang awalnya hanya terbuat dari dedaunan kering, kini lebih berwarna dengan bentuk yang bervariatif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement