REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengingatkan pendaki untuk sementara ini tidak nekat naik ke puncak Semeru (Mahameru). Imbauan seiring dengan ditemukan lapisan es atau salju menuju puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu.
"Fenomena adanya lapisan es menuju Mahameru menunjukkan bahwa cuaca di puncak Gunung Semeru masih ekstrem, sehingga kami imbau pendaki tidak nekat ke sana demi kenyamanan dan keselamatan para pendaki," kata Kepala Resort Ranupani SPTN III Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Agung Siswoyo saat dihubungi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat.
Sahabat Volunteer Semeru alias SAVER mengunggah foto gumpalan es yang ditemukan di puncak Gunung Semeru melalui akun berbagi gambar Instagram pada 11 April 2018 dan lapisan es dengan ketebalan sekitar 2 cm itu ditemukan di sela-sela bebatuan jalur pendakian menuju puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
"Biasanya fenomena salju atau lapisan es tersebut terjadi pada musim kemarau yakni Juli-Agustus dan kadang-kadang juga terjadi pada Juni, namun kalau terjadi pada bulan April ini, maka fenomena itu bisa dibilang langka," tuturnya.
Selama musim kemarau, lanjut dia, lapisan es atau salju itu biasanya terlihat di Ranu Kumbolo, Oro-oro Ombo dan Kalimati, bahkan kadang dijumpai di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang berupa embun beku.
"Saat memberikan pengarahan kepada para pendaki di Pos Resort Ranupani, kami sudah menegaskan kepada para pendaki untuk tidak menerobos ke puncak Semeru dengan memberikan gambaran bahwa cuaca di Mahameru sangat ekstrem dengan adanya salju di sana," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihak TNBTS juga memberikan imbauan kepada pemandu wisata Gunung Semeru untuk mematuhi rekomendasi batas pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut yakni Kalimati.
Jalur pendakian Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang kembali dibuka untuk umum pada 4 April 2018 dengan batas pendakian hingga Kalimati.
"Jumlah pendaki domestik dan mancanegara yang naik ke Gunung Semeru terus meningkat dan pada hari pertama dibuka hanya tercatat puluhan pendaki per hari yang naik ke sana, namun kini jumlah pendaki bisa menembus 600 orang per hari," ujarnya.
Agung berharap semua pihak mematuhi rekomendasi dan aturan pendakian Gunung Semeru yang ditetapkan pihak TNBTS, sehingga diharapkan target "zero waste" dan "zero accident" dapat tercapai.