Kamis 26 Apr 2018 15:02 WIB

15 Negara Dipastikan Ambil Bagian di Karnaval Asia Afrika

Karnaval Asia Afrika menjadi bagian dari rangkaian peringatan KAA ke-63

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Hazliansyah
Peserta pawai Asia Afrika dan pawai Budaya Keraton Nusantara berjalan serta menghibur warga saat mengikuti acara gelaran Karnaval Asia Afrika 2017 di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (13/5).
Foto: Mahmud Muhyidin
Peserta pawai Asia Afrika dan pawai Budaya Keraton Nusantara berjalan serta menghibur warga saat mengikuti acara gelaran Karnaval Asia Afrika 2017 di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung akan mengisi puncak rangkaian acara peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-63 dengan gelaran Asian African Carnaval (AAC) pada Sabtu (28/4) mendatang. Karnaval akan diikuti peserta dari dalam dan luar negeri.

par

Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Bandung, Muhammad Solihin, mengatakan, hingga kini sudah ada 15 negara yang memastikan menjadi peserta dalam AAC 2018. Mereka mengirimkan perwakilannya untuk ikut dalam peringatan peristiwa sejarah internasional tersebut.

"Dari luar negeri ada 15 negara. Kalau bisa sebutkan diantaranya seperti Thailand, India, Somalia, Australia, Polandia, Inggris, Ukraina, Italia, Korea Selatan, Jepang, Azerbaijan, Belanda, Tunisia, Vietnam. Jadi lengkap dari Eropanya ada, dari Asianya ada, dari Afrikanya ada, dari Australianya ada. Jadi hampir meliputi semua benua," kata Solihin, Kamis (26/4).

Selain itu, kata Solihin, ada kota Suwon, Korea Selatan dan Li Ciau, Cina yang juga mendelegasikan perwakilannya.

Sebanyak sembilan daerah di Indonesia juga akan ikut menyemarakan AAC 2018. Di antaranya Kabupaten Pidi Jaya NAD, Kota Jambi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Disbudpar aceh, Kabupaten Banjar, Himpunan Masyarakat Nias (JABAR), Dinparbudpora Pekalongan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Lamandau. Serta diisi 29 komunitas serta 24 kelompok pelajar.

Karnaval akan menghadirkan karakteristik dan keberagaman dari masing-masing peserta. Mereka akan lewati sejumlah rute sepanjang 1,3 km yang dimulai dari sekitar Gedung Merdeka, Jalan Sukarno, Naripan dan kembali lagi ke Jalan Asia Afrika.

Menurut Solihin, kegiatan tersebut menunjukan bahwa Indonesia khususnya Kota Bandung mampu merangkul negara Asia Afrika dan menjalin persahabatan yang baik. Melalui kegiatan tersebut masyarakat juga dapat mengenal sejarah yang telah terjadi dan lebih paham lagi akan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.

"Selain untuk lebih memperkenalkan Kota Bandung, juga ingin meningkatkan hubungan kultur Bandung dengan Asia dan Afrika," ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari menyebut bahwa pada acara karnaval tahun ini akan mengambil tema 'Respect for Diversity'. Ada sekitar 2300 peserta yang akan mengikuti karnaval.

Kenny menuturkan bahwa acara karnaval akan dimulai pada pukul 13.00 WIB. Mengantisipasi kemacetan, Disparbud Kota Bandung telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Kemungkinan besar akan dilakukan rekayasa lalu lintas,.

Tidak hanya karnaval, Asian African Carnaval juga akan diisi dengan berbagai kegiatan. Seperti pagelaran seni, musik dan menampilkan berbagai keunggulan dari setiap negara masing-masing. Nantinya akan ada panggung utama yang ditempatkan di depan Gedung Merdeka.

"Setelah selesai acara akan dilanjutkan dengan hiburan di Jalan Asia Afrika. Karnaval diprediksi selesai jam 4 sore. Setelah itu nanti ada hiburan-hiburan sekalian /car free night," kata Kenny.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement