REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berlibur ke pantai selama ini dianggap sebagai salah satu bentuk vakansi penuh relaksasi. Bayangkan berbaring di atas hamparan pasir putih sambil menikmati desir ombak atau menunggu pemandangan matahari terbenam.
Pakar turisme dari Universitas Purdue di Indiana, Xinran Lehto, justru beranggapan sebaliknya. Menurut praktisi perempuan itu, pantai bukan pilihan lokasi wisata yang tepat saat seseorang sedang stres berat.
"Setelah beberapa waktu, Anda bisa merasa bosan, cemas, dan kembali memikirkan pekerjaan atau segala hal di rumah yang seharusnya Anda kerjakan. Itu tidak sehat," ungkapnya, dikutip dari laman Daily Mail.
Lehto menyarankan para pelancong memilih liburan yang menawarkan banyak variasi kegiatan. Dia juga menginformasikan sejumlah hal yang akan membuat liburan efektif mendamaikan pikiran seseorang.
Baca juga: Kesalahan Pemakaian Tabir Surya Ini Bisa Membahayakan
Hal utama adalah pergi ke lokasi yang benar-benar ingin didatangi. Dengan begitu, destinasi wisata sepenuhnya menarik perhatian si pelancong tanpa membuatnya teringat dengan beban dan kewajiban yang menanti.
Dia menyampaikan, seseorang harus merasa selaras dengan lingkungan yang didatangi sehingga misi untuk 'mengisi ulang' energi akan berhasil. Wisatawan perlu melepaskan sejenak semua beban pikiran agar merasa demikian.
Sederet hal yang disampaikan Lehto juga tercantum dalam studinya yang dirilis 2013 silam. Dia hendak membantu seseorang merencanakan liburan yang memberdayakan di tengah tuntutan keras lingkungan kerja.
Berdasarkan statistik dari Lembaga Keluarga dan Kerja Amerika Serikat, satu dari tiga karyawan di AS adalah penggila kerja. Sementara, separuh dari karyawan AS hanya mendapat hari libur kurang dari 15 hari per tahun.