REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola Museum Sejarah Jakarta memperkirakan sebanyak 6.000 wisatawan mengunjungi museum tersebut pada H+1 libur lebaran 1439H.
"Sampai tutup, diperkirakan pengunjung mencapai 6.000," kata Koordinator Pemandu Museum Kesejahrahan Jakarta (MKC) Amat Kusaini Al-Alex di Museum Sejarah Jakarta, Kota Tua, Jakarta, Sabtu (16/6).
Ia menyebut, saat ini tercatat sebanyak 2.600an wisatawan mengunjungi museum sejak pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Padahal, pada hari kerja biasa, hanya ada 1.000-1.500an pengunjung per hari. Sementara pada akhir pekan, biasanya ada 2.000-3.000 pengunjung.
Alex mengatakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta membuat kebijakan membuka operasional Museum Sejarah Jakarta pada hari pertama lebaran. Namun, jam operasional dimulai pukul 13.00-17.00 WIB. Pada hari pertama lebaran, Alex mengatakan sebanyak 2.000an wisatawan mengunjungi museum.
Ia mengatakan pengelola museum menurunkan tim lengkap selama libur lebaran. Sebab, ia memastikan banyak wisatawan berwisata ke Kota Tua, salah satunya mengunjungi Museum Sejarah Jakarta.
"Hari pertama masyarakat minat berkunjung ke museum. Kami ada kebijakan buka. Namun, tetap harus memberikan kesempatan ke karyawan untuk silaturahmi," ujar dia.
Alex mengatakan banyak hal yang bisa diperoleh wisatawan dari kunjungan ke Museum Sejarah Jakarta. Sebab, museum ini memang menceritakan dan menyimpan perjalanan DKI Jakarta sejak zaman penjajahan. Selain itu, gedung museum ini adalah bangunan pertama kali di Batavia yang menjadi pusat pemerintahan Belanda dan pengadilan.
"Kunjungan museum ada dua keuntungan, bisa rekreasi dan wisata untuk media pendidikan," ujar dia.
Alex mengaku tidak menyiapkan kegiatan khusus selama libur lebaran. Kegiatan di Museum Sejarah Jakarta sudah diselenggarakan sebelum bulan suci Ramadhan. Ia mengatakan, pengunjung bisa membayar senilai Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak, serta Rp 3.000 untuk mahasiswa.