Senin 16 Jul 2018 12:54 WIB

Purbalingga Terus Kembangkan Pariwisata Edukasi

Pariwisata edukasi menjadi alternatif yang menarik wisatawan muda.

Goa Lawa
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Goa Lawa

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, terus mengembangkan pariwisata edukasi. Ia menjadi alternatif destinasi yang dapat menarik minat wisatawan khususnya generasi muda.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Purbalingga Prayitno, Senin (16/7), mengatakan, saat ini ada sejumlah destinasi wisata edukasi di Purbalingga. Salah satunya Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuranmas yang berlokasi di Desa Purbayasa, Kecamatan Padamara.

Selain itu, ada juga Goa Lawa Purbalingga (Golaga) yang merupakan alternatif untuk berwisata sekaligus mempelajari sejarah pembentukan gua.

"Baru-baru ini Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko berkunjung ke Taman Wisata Pendidikan Purbasari dan menyatakan dukungannya terhadap pengembangan wisata edukasi di Purbalingga," katanya.

Dia menambahkan, LIPI menyatakan dukungan terkait penelitian dan pengembangan wisata edukasi. "Wisata edukasi di Taman Wisata Pendidikan Purbasari misalnya, dinilai dapat menambah wawasan pengunjung terkait peternakan dan perikanan," katanya.

Sementara itu, pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman Chusmeru menambahkan, wisata edukasi adalah konsep dan kegiatan yang memadukan unsur wisata atau rekreasi dan muatan pendidikan atau edukasi.

"Wisata edukasi bisa dilakukan sebagai salah satu bentuk ekstrakulikuler sekolah maupun bagian dari rencana pembelajaran mulai dari SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi," katanya.

Bentuk kegiatan wisata edukasi, kata dia, bisa dalam ruang seperti museum, laboratorium, galeri seni budaya, studio, gedung kesenian atau teater dan sebagainya. Bisa juga luar ruang seperti taman rekreasi, kebun binatang, monumen, candi, perkebunan, hutan, danau, pantai, sungai, gua, konser musik, festival seni, dan karnaval.

"Wisata edukasi bisa disesuaikan antara bidang ilmu yang dipelajari di sekolah dengan tema wisatanya, misalnya ilmu sejarah ke museum atau monumen, ilmu biologi atau botani ke taman, perkebunan, kebun binatang dan sebagainya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement