Senin 17 Sep 2018 16:40 WIB

Museum Timah Indonesia Bakal Miliki Perpustakaan Sejarah

Museum Timah Indonesia mempersiapkan minimal 3.000 buku sejarah penambangan.

 Museum Timah di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.   (Republika/Akbar)
Museum Timah di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. (Republika/Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang,  Bangka Belitung akan meluncurkan perpustakaan sejarah penambangan bijih timah dan perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk  meningkatkan minat baca  masyarakat di daerah itu.

"Saat ini bangunan perpustakaan sudah tuntas dan siap diluncurkan untuk dikunjungi pelajar, wisatawan dalam maupun luar negeri," kata Kepala Museum Timah Indonesia Muhammad Taufik, Senin (17/9).

Museum Timah Indonesia telah mempersiapkan minimal 3.000 buku sejarah penambangan bijih timah pada masa penjajahan. Selain itu, buku sejarah tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan yang diasingkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, misalnya buku sejarah pengasingan Bung Soekarno, Hatta, Agus Salim, Mohammad Roem, Ali Satromijoyo dan pejuang kemerdekaan lainnya yang diasingkan di Pesanggrahan Menumbing Pulau Bangka.

photo
Museum Timah di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. (Republika/Akbar)

"Kita sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan sejarahwan untuk memperkaya koleksi buku sejarah perjuangan bangsa, penambangan timah dan komoditas perkebunan khas daerah ini," ujarnya.

Pembangunan perpustakaan sejarah ini masih berada di kawasan Museum Timah Indonesia. Harapannya, dapat meningkatkan kunjungan dan pengetahuan sejarah masyarakat.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini perpustakaan ini sudah diluncurkan, sehingga dapat bermanfaat untuk generasi muda mengenal perjalanan dan perjuangan bangsa ini," katanya.

Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum ini didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung. Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung berjerah yang awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement