REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark baru saja meluncurkan wahana Museum Air Water for Life. Wahana itu memadukan unsur pendidikan, pengetahuan dan perkembangan tentang air di DI Yogyakarta sejak zaman Kerajaan Mataram.
CEO Jogja Bay Waterpark, Bambang Soeroso mengatakan, air merupakan salah satu senyawa penting yang mampu menggerakkan kehidupan. Tanpa air, tumbuhan, hewan, dan manusia tentu tidak bisa hidup.
Bahkan, pentingnya air tidak hanya dibutuhkan mahluk hidup melainkan beberapa elemen kehidupan lain. Mulai ekosistem, siklus, cadangan energi, transportasi, industri dan rumah tangga tidak dapat berjalan tanpa air.
Untuk itu, semua komponen pergerakan air menjadi sangat penting dipelajari. Dari sana, Jogja Bay menghadirkan Museum Air Water for Life yang terletak di sudut The Harbour Theater.
Mampu menampung 150an orang, Museum Air memiliki sistematika dibagi 25-30 orang per kelompok, menggunakan jas lab dan ditemani tour guide. Waktu yang diperlukan untuk satu kali kunjungan sekitar 60 menit.
Pembagian kelompok setiap kunjungan tidak lain memberikan pelayanan dan kenyamanan secara maksimal. Bambang menekankan, pengunjung akan diajak berpetualang mengelilingi museum.
"Untuk memahami asal muasal, siklus, konservasi, tata kelola dan pentingnya unsur air dalam interior dark side," kata Bambang, Sabtu (13/10).
Dengan suasana laboratorium diselingi hutan-hutan hijau, pengunjung akan diajak berinteraksi langsung melalui percobaan-percobaan atas unusr, sifat, kimia dan fisika air.
Museum Air Water for Life memiliki empat zona ruangan terpisah dengan sudut-sudut edukasi dan visualisasi menarik. Empat zona memuat info-info display, water table interactive, classroom, video mapping dan virtual reality.
Selain itu, sembilan ruangan tematik di dalamnya mengajak pengunjung untuk belajar mengenal tentang air lebih jauh. Menariknya, museum ini memuat pula pengetahuan sejarah mengenai Selokan Mataram.
Selokan Mataram, hingga hari ini jadi nadir perariran DI Yogyakarta. Dibangun pada masa pendudukan Jepang pada 1942, saluran pengairan yang awalnya untuk pertanian itu jadi bukti kecerdikan Sultan Hamengku Buwono.
Utamanya, dalam menyelamatkan ribuan penduduk dari kekerjaman perbudakan Romusha. Secara umum, pengunjung diajak untuk mengerti peran pentingnya siklus air dalam menyelamatkan bangsa ini.
"Pengunjung akan dibekali ilmu pengetahuan tentang siklus dan manfaat air, sehingga memahami betul akan pentingnya air bagi kehidupan di muka bumi," ujar Bambang.
Kegiatan praktikum analisis air di laboratorium yang ada dapat menjadi bekal siswa untuk mulai mencintai ilmu pengetahuan alam sejak dini. Harapannya, museum ini dapat menjadi destinasi wisata edukatif tentang air.
Public Relation Jogja Bay Waterpark, Medha Zeli Elsita menuturkan, diberikan kesempatan gratis masuk tanpa syarat selama satu pekan pertama dari peluncuran Museum Air Water for Life. Promo berlangsung 13-20 Oktober 2018.
"Mulai 21 Oktober 2018 untuk masuk ke museum air akan dikenakan biaya tiket sebesar Rp 25 ribu per orang," kata Medha.
Untuk pengunjung, ada pula paket adventure yang diluncurkan bersamaam Museum Air Water for lIfe. Promo seharga Rp 95.000 (weekday) dan Rp 105.000 (weekend) ini memberikan pengunjung tambahan keuntungan.
Mulai voucher minum, merchandiese, sewa loker atau handuk, flying fox dan tiket masuk Museum Air dari harga normal Rp 160.000 per orang. Selain itu, ada paket premium dengan fasilitas lengkap, termasuk makan.
Selama Oktober-November 2018, ada promo Funtastic dengan harga Rp 50 ribu (weekday) dan Rp 60 ribu (weekend). Promo ini berlaku tanpa syarat dan dapat langsung dibeli di loket Jogja Bay Waterpark.