REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Upaya pemulihan Nusa Tenggara Barat (NTB) pascagempa terus dilakukan. Termasuk upaya pemulihan dari sisi sektor pariwisata, yang dilakukan Kementerian Pariwisata dengan mempromosikan dan memfasilitasi industri (travel agent/tour operator-TA/TO) untuk menjual paket perjalanan ke Lombok, NTB, ke destinasi yang tidak terdampak gempa.
Seperti pada akhir pekan kemarin, Kemenpar memfasilitasi familiarization trip (famtrip) 40 TA/TO dari Jabodetabek, Jawa Tengah dan INCCA Semarang ke sejumlah destinasi pariwisata di Lombok.
Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar, Hendry Noviardi mengatakan, famtrip yang berlangsung pada 26 hingga 28 Oktober 2018 kemarin merupakan famtrip keempat dari delapan famtrip yang direncanakan hingga akhir tahun nanti.
"Program Famtrip kali ini sudah masuk gelombang keempat. Kami bawa mereka ke beberapa destinasi yang mengedepankan unsur wisata alam. Kita akan tunjukkan bahwa pariwisata lombok mulai pulih dan memiliki berbagai destinasi lainnya. Mereka sangat antusias," ujar Hendry, dalam keterangan tertulis, Senin (29/10).
Dalam famtrip tersebut, para TA/TO diajak menuju kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh ITDC. Peserta famtrip diajak untuk mengeksplorasi Mandalika Resort. Dimana di kawasan ini nantinya akan dibangun berbagai fasilitas pariwisata. Mulai dari resort, hotel, convention center hingga fasilitas lainnya seperti sirkuit balap dengan standar internasional.
Setelahnya, mereka diajak menikmati keindahan deretan pantai indah di kawasan seperti Pantai Mandalika, Pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese.
Hari kedua, para peserta famtrip menjelajah tiga gili yang ada di Lombok Barat. Yakni Gili Nanggu, Gili Sudak dan Gili Kedis. "Melalui famtrip ini, para travel agent dan tour operator memang sengaja diajak untuk melihat destinasi lain yang ada di Lombok. Karena pada dasarnya Lombok juga kaya akan daya tarik pariwisata," ujar Hendri.
Para TA/TO juga melakukan pertemuan business to business (BtoB) untuk memproyeksi berbagai paket perjalanan untuk nantinya dipromosi dan dijual ke wisatawan.
"Infrastruktur pariwisata di Lombok sudah mulai membaik. Wisatawan juga sudah banyak yang berkunjung ke Lombok, terutama Gili Trawangan yang merupakan destinasi utama wisman yang sebelumnya terdampak gempa," kata Hendry dalam keterangan tertulis, Senin (29/10).
Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Muh Ricky Fauzi menjelaskan, pemilihan TA/TO dalam famtrip kali ini adalah untuk memperkuat pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) yang tahun ini ditargetkan mencapai 275 juta pergerakan wisnus. Khususnya wisnus dari Jabodetabek dan Semarang.
"Ke depan kita akan menggelar famtrip serupa dengan melibatkan travel agent dan tour operator dari berbagai daerah lainnya hingga akhir tahun nanti," ujar Ricky.
Khusus dalam BtoB yang dilakukan dalam famtrip kali ini, Ricky menjelaskan, perkiraan proyeksi transaksi sebesar Rp 1,72 miliar untuk transaksi grup dan Rp 1,15 miliar untuk Free Indivivual Traveler (perorangan). Tidak hanya untuk kunjungan wisnus, famtrip ini juga menyasar wisatawan mancanegara yang ada di masing-masing tempat TA/TO beroperasi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mendukung upaya pemulihan Pariwisata di Lombok. Baik dari pemulihan infrastruktur, juga promosi destinasi wisata Lombok lainnya yang tidak terdampak gempa.
Menpar juga terus mengakomodir dan mendukung usulan program Lombok Bangkit dari Pemda NTB dan industri Pariwisata Lombok.
"Diharapkan dapat mempercepat program recovery destinasi pariwisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak di NTB," pungkasnya.