Kamis 10 Jan 2019 12:35 WIB

Beda Gaya Liburan Milenial dan Baby Boomer

Baby boomer lebih royal dalam berwisata dibanding milenial.

Rep: Noer Qomariah K/Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Wanita liburan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wanita liburan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisatawan milenial ternyata memiliki gaya liburan yang berbeda dengan generasi baby boomer. Tripadvisor yang melakukan studi global seputar liburan menemukan perbedaan tersebut.

Wisatawan milenial menghabiskan jauh lebih sedikit untuk akomodasi dibandingkan dengan generasi baby boomer. Namun, ini pengecualian dalam perjalanan mewah, ketika mereka hanya mau membayar sedikit lebih banyak.

Baca Juga

Hal tersebut merupakan temuan dari studi global yang dilakukan oleh TripAdvisor yang baru-baru ini dirilis. TripBarometer tahunan mensurvei lebih dari 23 ribu responden dari 33 pasar di seluruh dunia.

Ada perbedaan yang signigikan dalam kebiasaan bepergian kaum muda dan yang tidak terlalu muda. Ketika mengeluarkan uang untuk akomodasi, generasi baby boomer menghabiskan rata-rata 1.540 dolar AS (sekitar Rp 21,6 juta) atau dua kali lipat generasi milenial yang pengeluarannya lebih hemat, yakni 675 dolar AS (sekitar Rp 9,5 juta), seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (10/1).

Namun, ketika harus menghabiskan uang, kedua generasi usia ini siap melonggarkan dompet. Sedikit lebih setengah dari mereka yang disurvei dari kedua kelompok mengatakan mereka siap untuk membayar sedikit lebih banyak untuk perjalanan mewah.

Sementara itu, generasi milennial juga lebih cenderung mengambil liburan singkat di kota (sebanyak 42 persen) dibandingkan dengan orang lain. Mereka cenderung mencari apa yang disukai.

Sementara itu generasi lebih tua lebih suka berwisata mengenai kebudayaan. Pelancong generasi lebih muda juga lebih tertarik pada promosi yang menguntungkan, dengan 16 persen responden usia 25 hingga 34 tahun memikirkan kembali rencana perjalanan mereka karena penghematan.

Semakin tua Anda, semakin tidak tergoda oleh promosi. Hanya sembilan persen dari mereka yang berusia di atas 65 tahun yang mengaku masih tergoda oleh diskon perjalanan.

Selain itu, kedua kelompok umur ini merencanakan hal-hal yang berbeda sebelum perjalanan. Orang yang lebih muda kurang pasti pada tujuan.

Hanya 46 persen peserta berusia antara 18 dan 24 tahun yang memutuskan ke mana mereka harus pergi sebelum perjalanan. Bagi mereka yang di atas 65 tahun, 70 persen sudah memiliki bayangan tempat mana yang akan dikunjungi kemudian mereka membaca informasinya.

Generasi milenial lebih proaktif dalam pemesanan tempat sebelum memulai. Hanya sepertiga dari generasi baby boomer yang benar-benar peduli untuk melakukannya.

Sementara itu, pola budaya juga muncul dalam penelitian ini. Wisatawan Asia lebih suka mengunjungi banyak lokasi dan pergi untuk kesenangan daripada bersantai. Mereka juga lebih menghargai merek hotel dibandingkan orang Eropa.

Secara khusus 85 persen pelancong Cina melaporkan penting menginap di hotel dengan nama merek yang dikenal dan terpercaya. Wisatawan Inggris adalah yang paling tidak tertarik dengan merek hotel, dengan hanya 22 persen yang menempatkan layanan premium di kamar tidur dan sarapan mereka.

Ketika memilih liburan mewah, kapal pesiar dipandang lebih mahal. Wisatawan perlu membayar rata-rata 5.442 dolar AS per orang (sekitar Rp 76,3 juta), dibandingkan dengan petualangan satwa liar yang menghabiskan 4.626 dolar AS (sekitar Rp 64,8 juta).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement