Kamis 10 Jan 2019 18:06 WIB

Letusan Gunung Berapi Hawaii Ciptakan Pantai Baru Memukau

Pantai berpasir hitam muncul setelah Gunung Kilauea meletus.

Rep: MGROL 115/ Red: Indira Rezkisari
Foto udara diambil saat Gunung Kilauea di Hawaii meletus di bulan Mei 2018.
Foto: EPA
Foto udara diambil saat Gunung Kilauea di Hawaii meletus di bulan Mei 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Mei 2018, Gunung Berapi Kilauea meletus di Pulau Hawaii yang menyebabkan kerusakan parah di daerah itu. Menurut CNN, gunung berapi tidak hanya menyebabkan kerugian besar bagi rumah dan bisnis di pulau itu, tetapi juga menyebabkan pulau itu kehilangan sekitar 480 juta dolar AS dari sektor pariwisata. Namun, ada hikmahnya dalam tragedi ini.

Aliran lava itu juga menciptakan pantai pasir hitam baru di pulau tersebut, bersama dengan dua tempat selancar baru yang terletak di Isaac Kepoʻokalani Hale Beach Park. Dan itu adalah sesuatu yang diharapkan pejabat pulau dari pengunjung yang datang untuk merayakan kembalinya pulau yang besar itu.

Baca Juga

"Kami berharap komunitas dan pengunjung kami dapat membuat kenangan baru dengan orang-orang terkasih di tempat ini, dan selalu meningat pulau Hawaii memiliki kemampuan unik untuk terus berkembang," kata direktur eksekutif Biro Pengunjung Hawaii Ross Birch.

Bagaimana mungkin pantai baru ini terbentuk? Tina Neal, ilmuwan yang bertugas di USGS Hawaiian Volcano Observatory, menjelaskan. “Lava cair panas yang berinteraksi dengan air laut dingin menghasilkan ledakan. Bagian dari itu adalah aksi gelombang memecah lahar baru. Semua yang menghasilkan sumber pasir, dan pasir itu terbawa oleh arus laut ke garis pantai ke tempat-tempat di mana ia akan menumpuk secara alami.”

Pelancong sudah diizinkan untuk mengunjungi pantai yang baru. Namun, Birch mencatat bahwa semua pengunjung harus berhati-hati menghabiskan waktu di area rekreasi mana pun. Berenang tidak disarankan di pantai, karena ada arus yang sangat kuat meski ada penjaga pantai yang bertugas berjaga-jaga.

Satu hal yang hilang dari taman adalah air minum, karena garis-garis air di daerah itu rusak selama aliran lahar. Tetapi, selama Anda bisa membawa air dan sebatas berjemur di pantai bukan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement